
Obligasi Jatuh Tempo Rp 110 T, Pefindo: Ada Potensi Default
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
07 November 2018 13:37

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan total obligasi yang akan jatuh tempo pada tahun depan atau 2019 mencapai Rp 110 triliun. Nilai tersebut termasuk dalam bagian total perkiraan obligasi yang akan diterbitkan senilai Rp 148 triliun.
Analis Fixed Income Pefindo Ahmad Nasrudin mengatakan dari total obligasi yang akan jatuh tempo tersebut, potensi gagal bayar (default) diperkirakan akan dialami oleh perusahaan pembiayaan atau multifinance.
"Kemungkinan besar multifinance gagal bayar tahun depan, cuman prediksi saja. Karena memang bisnisnya agak terganggu apalagi cost mereka kan cukup tinggi, sedangkan modal mereka kan dari penerbitan obligasi tidak bisa ambil dari masyarakat," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (7/11/18).
"Karena mau tidak mau biasanya dari sektor ini harus refinancing ya, tekanan dari pelemahan Rupiah ada, ditambah dengan kondisi suku bunga yang terus meningkat ditambah The Fed yang berencana menaikkan 2-3 kali lagi suku bunga acuannya," tambah Ahmad.
Lebih lanjut, Pefindo memperkirakan 40% dari total obligasi yang jatuh tempo di 2019 mendatang kemungkinan akan dibeli kembali oleh korporasi yang memiliki fundamental yang kuat.
Ahmad menilai perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan (mining) dan perdagangan (trade) akan membeli kembali obligasi yang akan jatuh tempo tersebut.
"40% kemungkinannya akan buyback (beli kembali) dengan kondisi bunga yang tinggi, sedangkan 60% ya refinancing yang mayoritas dilakukan oleh perusahaan pembiayaan," ungkap Ahmad.
"Kalau emiten jatuh tempo hanya ada dua piliha, pertama kalau fundamental mereka kuat ya tidak refinancing bayar saja. Kalau refinancing bunganya lebih gede lagi bayarnya, kalau dilihat sektor-sektor yang prospektif yakni mining karena pertumbuhannya cukup bagus kalau dilihat."
[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Gara-gara Kasus Oplos Beras, Produsen Taro Sulit Bayar Utang
Analis Fixed Income Pefindo Ahmad Nasrudin mengatakan dari total obligasi yang akan jatuh tempo tersebut, potensi gagal bayar (default) diperkirakan akan dialami oleh perusahaan pembiayaan atau multifinance.
Lebih lanjut, Pefindo memperkirakan 40% dari total obligasi yang jatuh tempo di 2019 mendatang kemungkinan akan dibeli kembali oleh korporasi yang memiliki fundamental yang kuat.
Ahmad menilai perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan (mining) dan perdagangan (trade) akan membeli kembali obligasi yang akan jatuh tempo tersebut.
"40% kemungkinannya akan buyback (beli kembali) dengan kondisi bunga yang tinggi, sedangkan 60% ya refinancing yang mayoritas dilakukan oleh perusahaan pembiayaan," ungkap Ahmad.
"Kalau emiten jatuh tempo hanya ada dua piliha, pertama kalau fundamental mereka kuat ya tidak refinancing bayar saja. Kalau refinancing bunganya lebih gede lagi bayarnya, kalau dilihat sektor-sektor yang prospektif yakni mining karena pertumbuhannya cukup bagus kalau dilihat."
[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Gara-gara Kasus Oplos Beras, Produsen Taro Sulit Bayar Utang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular