
Sepanjang Pagi Menguat, Penutupan Sesi I IHSG Turun, Kenapa?
Monica Wareza, CNBC Indonesia
07 November 2018 13:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini ditutup melemah 0,25% ke 5.909,39 poin. Padahal sepanjang perdagangan pagi ini indeks mayoritas mengalami penguatan dan bertengger di zona hijau.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menyebutkan pelemahan ini terjadi setelah lembaga Research dan Peringkat Fitch Solutions memangkas proyeksi GDP indonesia menjadi 5,2% dari 5,3%.
"Kenaikan suku bunga dinilai akan menjadi memberatkan sektor investasi dnan aktivitas ekspor yang negatif seiring dengan keruhnya tensi perdagangan global," kata Lanjar kepada CNBC Indonesia, Rabu (7/11).
Meski demikian, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyatakan sentimen ini tak sepenuhnya negatif. Kondisi rupiah yang masih dalam tren penguatan mesih akan menjadi angin segar bagi investor.
Lebih lanjut, dia menyebutkan koreksi yang terjadi pada indeks jelang penutupan sesi I ini masih dalam taraf wajar dengan batas 5.880 poin-5.900 poin. "Selama berada di area ini maka pelaku pasar tak perlu khawatir," kata dia.
Nilai transaksi sesi pertama ini mencapai Rp 3,8 triliun. Investor asing masih berbelanja di pasar saham Indonesia dengan mencatatkan beli bersih Rp 885 miliar di semua pasar. Namun demikian, asing juga melakukan aksi penjualan saham, khususnya di sektor konsumer.
Beberapa Saham yang dijual asing hingga siang ini: INDF (Rp 18 miliar), BBNI (Rp 11 miliar), UNVR (Rp 8 miliar) dan CPIN (Rp 6,9 miliar). Hal ini membuat sektor konsumer terkoreksi.
Sedangkan asing banyak melakukan pembelian di beberapa sektor, kuhususnya yang berkapitalisasi besar, yaitu: BBRI (Rp 48 miliar), ASII (Rp 46,3 miliar), TLKM (Rp 35 miliar), TKIM (Rp 22 miliar) dan UNTR (Rp 17 miliar).
(roy/roy) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menyebutkan pelemahan ini terjadi setelah lembaga Research dan Peringkat Fitch Solutions memangkas proyeksi GDP indonesia menjadi 5,2% dari 5,3%.
Meski demikian, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyatakan sentimen ini tak sepenuhnya negatif. Kondisi rupiah yang masih dalam tren penguatan mesih akan menjadi angin segar bagi investor.
Nilai transaksi sesi pertama ini mencapai Rp 3,8 triliun. Investor asing masih berbelanja di pasar saham Indonesia dengan mencatatkan beli bersih Rp 885 miliar di semua pasar. Namun demikian, asing juga melakukan aksi penjualan saham, khususnya di sektor konsumer.
Beberapa Saham yang dijual asing hingga siang ini: INDF (Rp 18 miliar), BBNI (Rp 11 miliar), UNVR (Rp 8 miliar) dan CPIN (Rp 6,9 miliar). Hal ini membuat sektor konsumer terkoreksi.
Sedangkan asing banyak melakukan pembelian di beberapa sektor, kuhususnya yang berkapitalisasi besar, yaitu: BBRI (Rp 48 miliar), ASII (Rp 46,3 miliar), TLKM (Rp 35 miliar), TKIM (Rp 22 miliar) dan UNTR (Rp 17 miliar).
(roy/roy) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!
Most Popular