Rupiah Belum Mau Lengser dari Takhta Raja Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 November 2018 08:32
Rupiah Belum Mau Lengser dari Takhta Raja Asia
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih enggan melemah. Bahkan kini dolar AS berhasil ditekan ke bawah Rp 14.800. 

Pada Rabu (7/11/2018), US$ 1 sama dengan Rp 14.770 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,2% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Penguatan ini sudah bisa diprediksi, karena sebelum pasar spot dibuka rupiah sudah perkasa di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF). Sepertinya pasar NDF masih menjadi semacam acuan bagi pembentukan harga di pasar spot. 


Seiring perjalanan pasar, penguatan rupiah semakin tajam. Pada pukul 08:13 WIB, rupiah menguat ke Rp 14.720/US$ atau 0,54%. Ini merupakan posisi terkuat sejak 31 Agustus. 

Kemarin, rupiah menjalani hari yang indah dengan apresiasi mencapai 1,17%. Rupiah bahkan menjadi mata uang terbaik di Asia. 


Pagi ini, dolar AS kembali takluk di Benua Kuning. Greenback melemah di hadapan seluruh mata uang utama Asia, kecuali dolar Hong Kong. 

Dengan penguatan 0,51%, rupiah lagi-lagi menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia. Rupiah belum terbendung dalam 2 hari perdagangan terakhir. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia pada pukul 08:15 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Dolar AS memang sedang tertekan. Pada pukul 08:18, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,33%. 

Investor sepertinya masih ragu-ragu untuk membeli dolar AS, karena menunggu hasil pemilihan sela di Negeri Adidaya. Kemungkinan Partai Demokrat akan mengambil alih mayoritas kursi di House of Representative, setelah 2 tahun praktis tidak memiliki kekuatan. Sedangkan Partai Republik akan tetap menguasai Senat. 

Selain itu, damai dagang AS-China yang semakin nyata membuat investor mau mengambil risiko dan meninggalkan aset aman (safe haven) seperti dolar AS. Wang Qishan, Wakil Presiden China, menegaskan bahwa Beijing siap berdiskusi dan bekerja dengan Washington untuk menyelesaikan friksi dagang. 

"China dan AS tentu berharap ada peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan. China siap berunding dengan AS atas kesepakatan bersama untuk menyelesaikan berbagai isu di bidang tersebut. Sikap negatif dan kemarahan bukanlah cara yang baik untuk menyelesaikan masalah, tidak bisa juga dengan membatasi diri. Itu hanya memperparah turbulensi di pasar global," papar Wang dalam pidato di Singapura, dikutip dari South China Morning Post.


Greenback semakin terbeban kala proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) semakin positif. Menteri Urusan Brexit Inggris Dominic Raab memberi kabar baik usai sidang kabinet mingguan. Menurut seorang editor senior di BBC, Raab memberikan jempol kala ditanya seputar proses negosiasi Brexit. 

Sementara dari dalam negeri, investor sepertinya berpersepsi cadangan devisa Oktober 2018 akan membaik. Ini merupakan kabar gembira karena cadangan devisa terus turun sejak Februari.  

Artinya, tekanan terhadap rupiah sepertinya mulai berkurang sehingga Bank Indonesia (BI) tidak perlu lagi menggunakan cadangan devisa secara agresif. Rupiah yang mulai stabil memberi kepercayaan diri bagi investor untuk mengoleksi mata uang ini.

Data cadangan devisa akan diumumkan hari ini, kemungkinan besar setelah pasar ditutup. Namun investor sudah memperkirakan ada kabar gembira. Semoga kabar ini menjadi kenyataan sehingga rupiah semakin perkasa.



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular