
Rupiah Belum Mau Lengser dari Takhta Raja Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 November 2018 08:32

Dolar AS memang sedang tertekan. Pada pukul 08:18, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,33%.
Investor sepertinya masih ragu-ragu untuk membeli dolar AS, karena menunggu hasil pemilihan sela di Negeri Adidaya. Kemungkinan Partai Demokrat akan mengambil alih mayoritas kursi di House of Representative, setelah 2 tahun praktis tidak memiliki kekuatan. Sedangkan Partai Republik akan tetap menguasai Senat.
Selain itu, damai dagang AS-China yang semakin nyata membuat investor mau mengambil risiko dan meninggalkan aset aman (safe haven) seperti dolar AS. Wang Qishan, Wakil Presiden China, menegaskan bahwa Beijing siap berdiskusi dan bekerja dengan Washington untuk menyelesaikan friksi dagang.
"China dan AS tentu berharap ada peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan. China siap berunding dengan AS atas kesepakatan bersama untuk menyelesaikan berbagai isu di bidang tersebut. Sikap negatif dan kemarahan bukanlah cara yang baik untuk menyelesaikan masalah, tidak bisa juga dengan membatasi diri. Itu hanya memperparah turbulensi di pasar global," papar Wang dalam pidato di Singapura, dikutip dari South China Morning Post.
Greenback semakin terbeban kala proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) semakin positif. Menteri Urusan Brexit Inggris Dominic Raab memberi kabar baik usai sidang kabinet mingguan. Menurut seorang editor senior di BBC, Raab memberikan jempol kala ditanya seputar proses negosiasi Brexit.
Sementara dari dalam negeri, investor sepertinya berpersepsi cadangan devisa Oktober 2018 akan membaik. Ini merupakan kabar gembira karena cadangan devisa terus turun sejak Februari.
Artinya, tekanan terhadap rupiah sepertinya mulai berkurang sehingga Bank Indonesia (BI) tidak perlu lagi menggunakan cadangan devisa secara agresif. Rupiah yang mulai stabil memberi kepercayaan diri bagi investor untuk mengoleksi mata uang ini.
Data cadangan devisa akan diumumkan hari ini, kemungkinan besar setelah pasar ditutup. Namun investor sudah memperkirakan ada kabar gembira. Semoga kabar ini menjadi kenyataan sehingga rupiah semakin perkasa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Investor sepertinya masih ragu-ragu untuk membeli dolar AS, karena menunggu hasil pemilihan sela di Negeri Adidaya. Kemungkinan Partai Demokrat akan mengambil alih mayoritas kursi di House of Representative, setelah 2 tahun praktis tidak memiliki kekuatan. Sedangkan Partai Republik akan tetap menguasai Senat.
Selain itu, damai dagang AS-China yang semakin nyata membuat investor mau mengambil risiko dan meninggalkan aset aman (safe haven) seperti dolar AS. Wang Qishan, Wakil Presiden China, menegaskan bahwa Beijing siap berdiskusi dan bekerja dengan Washington untuk menyelesaikan friksi dagang.
Greenback semakin terbeban kala proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) semakin positif. Menteri Urusan Brexit Inggris Dominic Raab memberi kabar baik usai sidang kabinet mingguan. Menurut seorang editor senior di BBC, Raab memberikan jempol kala ditanya seputar proses negosiasi Brexit.
Sementara dari dalam negeri, investor sepertinya berpersepsi cadangan devisa Oktober 2018 akan membaik. Ini merupakan kabar gembira karena cadangan devisa terus turun sejak Februari.
Artinya, tekanan terhadap rupiah sepertinya mulai berkurang sehingga Bank Indonesia (BI) tidak perlu lagi menggunakan cadangan devisa secara agresif. Rupiah yang mulai stabil memberi kepercayaan diri bagi investor untuk mengoleksi mata uang ini.
Data cadangan devisa akan diumumkan hari ini, kemungkinan besar setelah pasar ditutup. Namun investor sudah memperkirakan ada kabar gembira. Semoga kabar ini menjadi kenyataan sehingga rupiah semakin perkasa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular