Musim Dingin Tiba di China, Harga Batu Bara Naik Lagi

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
06 November 2018 12:37
Harga batu bara Newcastle kontrak acuan naik 0,48% ke US$ 103,9 Metrik Ton (MT) pada penutupan perdagangan hari Senin (5/11/2018).
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga batu bara Newcastle kontrak acuan naik 0,48% ke US$ 103,9 Metrik Ton (MT) pada penutupan perdagangan hari Senin (5/11/2018). Harga sang batu hitam melanjutkan penguatan di akhir pekan lalu, dan kini mulai bangkit dari keterpurukannya.

Sebagai informasi, di sepanjang pekan lalu, harga batu bara anjlok nyaris 6% secara point-to-point, hingga sempat menyentuh level US$ 102,85/MT. Level itu merupakan yang nyaris dalam 6 bulan terakhir, atau sejak pertengahan Mei 2018.

BACA: Konsumsi China Lemah, Harga Batu Bara Turun 5,7% Sepekan Lalu

Datangnya musim dingin di sejumlah kota besar di China menjadi sentimen positif bagi penguatan harga batu bara pada hari ini.



Di sepanjang pekan lalu, faktor negatif yang menekan harga si batu hitam adalah tingkat konsumsi batu bara Negeri Panda yang mengalami tren penurunan. Penyebabnya adalah permintaan pembangkit listrik yang melemah, dibuktikan oleh stok batu bara yang masih tinggi.

Menurut data China Coal Resource, stok batu bara pada 6 pembangkit listrik utama China terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir, ke level tertingginya sejak Januari 2015. Teranyar, stoknya meningkat 8,1% secara mingguan (week-to-week/WtW) ke level 16,96 juta ton, pada pekan lalu.

Sebagai informasi, China adalah konsumen utama batu bara dunia, mencapai 1.892,6 metrik ton pada 2017 atau 51% dari total permintaan dunia. Satu negara menguasai lebih dari separuh permintaan global, sehingga sentimen menurunnya permintaan impor dari China akan sangat memengaruhi harga.

Meski demikian, awal pekan ini harga batu bara mendapatkan kekuatan dari musim dingin yang akhirnya tiba di dataran China. Melansir data dari National Meterological Center per kemarin, temperatur di China bagian utara (termasuk kota-kota besar seperti Beijing, Hebei, dan Shanxi) jatuh ke bawah 0 derajat Cesius.

Datangnya musim dingin lantas menjadi sentimen bahwa konsumsi batu bara di China akan mulai menanjak naik. Pasalnya, kebutuhan listrik untuk pemanas ruangan akan meningkat. Sebagai catatan, sebagian besar pembangkit listrik di Negeri Panda masih menggunakan batu bara sebagai bahan bakar-nya.

(TIM RISET CNBC INDONESIA)  


(RHG/gus) Next Article Pasokan dari Negara Produsen Seret, Harga Batu Bara Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular