
Perang Dagang AS-China Masih Panas, Wall Street akan Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 November 2018 20:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka melemah tipis pada perdagangan hari ini. Kontrak futures Dow Jones dan Nasdaq mengimplikasikan penurunan masing-masing 4 poin dan 11 poin pada saat pembukaan. Sementara S&P 500 diimplikasikan naik 0,24 poin.
Perang dagang AS-China yang jauh dari kata usai membuat pelaku pasar tidak bersemangat untuk masuk ke bursa saham Negeri Paman Sam, terlepas dari positifnya data tenaga kerja di sana.
Pada Jumat lalu (2/11/2018), angka penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian periode Oktober diumumkan sebanyak 250.000, jauh di atas konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv sebesar 190.000. Capaian itu juga jauh meningkat dari September 2018 yang sebesar 118.000.
Seiring dengan kuatnya angka penciptaan lapangan kerja, tingkat pengangguran bertahan di level 3,7% per akhir bulan lalu, terendah sejak Desember 1969.
Optimisme investor terkait perang dagang sempat bangkit kala pada Jumat lalu Bloomberg melaporkan Presiden AS Donald Trump telah meminta para pejabat pemerintahannya untuk mulai merancang draf perjanjian dagang dengan China.
Namun, dalam wawancara dengan CNBC International, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow membantah hal tersebut. Menurut Kudlow, tak ada pergerakan yang masif untuk meneken perjanjian dagang dengan China.
Selain itu, pelaku pasar juga dibuat grogi menjelang midterm elections yang akan berlangsung pada 6 November waktu setempat. Pada pemilu kali ini, seluruh 435 kursi di House of Representatives dan 35 dari 100 kursi di Senat akan dipertaruhkan.
Saat ini, partai Republican yang mengusung Trump menguasai mayoritas dari kedua lembaga tersebut dengan 235 kursi di House of Representatives dan 51 kursi di Senate.
Jika Republican kehilangan posisi mayoritas di 2 lembaga tersebut, maka kebijakan-kebijakan pro pertumbuhan ekonomi seperti pemotongan tingkat pajak lanjutan akan menjadi kian sulit untuk digolkan.
Pada pukul 22:00 WIB, data ISM Non-Manufacturing PMI periode Oktober 2018 akan diumumkan. Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(miq/miq) Next Article Perang Dagang Makin Panas, Wall Street Dibuka di Zona Merah
Perang dagang AS-China yang jauh dari kata usai membuat pelaku pasar tidak bersemangat untuk masuk ke bursa saham Negeri Paman Sam, terlepas dari positifnya data tenaga kerja di sana.
Pada Jumat lalu (2/11/2018), angka penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian periode Oktober diumumkan sebanyak 250.000, jauh di atas konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv sebesar 190.000. Capaian itu juga jauh meningkat dari September 2018 yang sebesar 118.000.
Optimisme investor terkait perang dagang sempat bangkit kala pada Jumat lalu Bloomberg melaporkan Presiden AS Donald Trump telah meminta para pejabat pemerintahannya untuk mulai merancang draf perjanjian dagang dengan China.
Namun, dalam wawancara dengan CNBC International, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow membantah hal tersebut. Menurut Kudlow, tak ada pergerakan yang masif untuk meneken perjanjian dagang dengan China.
Selain itu, pelaku pasar juga dibuat grogi menjelang midterm elections yang akan berlangsung pada 6 November waktu setempat. Pada pemilu kali ini, seluruh 435 kursi di House of Representatives dan 35 dari 100 kursi di Senat akan dipertaruhkan.
Saat ini, partai Republican yang mengusung Trump menguasai mayoritas dari kedua lembaga tersebut dengan 235 kursi di House of Representatives dan 51 kursi di Senate.
Jika Republican kehilangan posisi mayoritas di 2 lembaga tersebut, maka kebijakan-kebijakan pro pertumbuhan ekonomi seperti pemotongan tingkat pajak lanjutan akan menjadi kian sulit untuk digolkan.
Pada pukul 22:00 WIB, data ISM Non-Manufacturing PMI periode Oktober 2018 akan diumumkan. Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(miq/miq) Next Article Perang Dagang Makin Panas, Wall Street Dibuka di Zona Merah
Most Popular