
Internasional
BOJ Akan Perketat Kebijakan Moneter Jika Inflasi Tercapai
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
05 November 2018 13:38

Nagoya, CNBC Indonesia - Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda pada hari Senin (5/11/2018) mengatakan bank sentral "tentu saja" akan mencari jalan keluar dari kebijakan ultra-longgar ketika inflasi mencapai target 2%.
"Ketika BOJ mencari jalan keluar dari kebijakan longgar, kurva imbal hasil akan curam dan suku bunga akan naik," kata Kuroda dalam pertemuan dengan para pemimpin bisnis di Nagoya, Jepang tengah, melansir Reuters.
Tetapi suku bunga yang lebih tinggi saja tidak akan memperbaiki masalah struktural yang membebani keuntungan bank regional, seperti populasi yang berkurang dan kurangnya permintaan pendanaan karena lebih banyak perusahaan pindah ke kota-kota besar, katanya.
Bank sentral Jepang baru saja merevisi kembali perkiraan inflasi tahun fiskal 2018, Rabu (31/10/2018) lalu. Hal itu dinilai merupakan indikasi kegagalan membawa besaran inflasi ke level 2% meskipun pelonggaran moneter besar-besaran tengah dilakukan.
Gubernur BOJ juga mengakui ada sejumlah masalah global dan menambahkan bahwa perang dagang yang terjadi antara China dan AS dapat memengaruhi ekonomi negara itu.
BoJ memperkirakan inflasi tahun fiskal 2018 yang berakhir pada 2019 menjadi 0,9% dari 1,1%.
"Momentum menuju pencapaian target inflasi 2,0% dipertahankan, tetapi belum cukup kuat," kata BoJ dalam laporannya.
(prm) Next Article Fenomena Inflasi Rendah di Jepang Masih Akan Berlangsung Lama
"Ketika BOJ mencari jalan keluar dari kebijakan longgar, kurva imbal hasil akan curam dan suku bunga akan naik," kata Kuroda dalam pertemuan dengan para pemimpin bisnis di Nagoya, Jepang tengah, melansir Reuters.
Tetapi suku bunga yang lebih tinggi saja tidak akan memperbaiki masalah struktural yang membebani keuntungan bank regional, seperti populasi yang berkurang dan kurangnya permintaan pendanaan karena lebih banyak perusahaan pindah ke kota-kota besar, katanya.
Gubernur BOJ juga mengakui ada sejumlah masalah global dan menambahkan bahwa perang dagang yang terjadi antara China dan AS dapat memengaruhi ekonomi negara itu.
BoJ memperkirakan inflasi tahun fiskal 2018 yang berakhir pada 2019 menjadi 0,9% dari 1,1%.
"Momentum menuju pencapaian target inflasi 2,0% dipertahankan, tetapi belum cukup kuat," kata BoJ dalam laporannya.
(prm) Next Article Fenomena Inflasi Rendah di Jepang Masih Akan Berlangsung Lama
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular