Sentimen Negatif AS Buat Bursa Jepang Dibuka Turun Tajam
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
05 November 2018 07:30
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Jepang dibuka melemah pada perdagangan hari Senin (5/11/2018) setelah Wall Street ditutup turun akhir pekan lalu.
Wall Street mengalami koreksi karena para investor melakukan aksi ambil untung jelang pemilu midterm di Amerika Serikat (AS) pekan ini dan pernyataan Gedung Putih yang pesimistis terhadap kesepakatan dagang AS-China.
Indeks acuan Nikkei 225 di bursa Tokyo anjlok 1,25% ke 21.966,4 sementara indeks Topix turun 0,97% menjadi 1.642,59 di awal perdagangan, AFP melaporkan.
Akhir pekan lalu, Dow Jones Industrial Average turun 109,91 poin, atau 0,43%, menjadi 25.270,83, S&P 500 kehilangan 17,31 poin, atau 0,63%, menjadi 2,723.06, dan Nasdaq Composite turun 77,06 poin, atau 1,04% menjadi 7.356,99.
Presiden AS Donald Trump telah mengungkapkan keyakinannya bahwa pembicaraan antara dirinya dengan Presiden China Xi Jinping akan berujung pada kesepakatan dagang akhir bulan ini.
Namun, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengingatkan masih ada risiko dalam dialog tersebut. Bahkan bukan tidak mungkin perundingan itu tidak menghasilkan apa-apa dan AS kembali menerapkan bea masuk baru bagi produk-produk made in China.
(prm) Next Article Damai Dagang Masih Jauh, Bursa Jepang Terkoreksi
Wall Street mengalami koreksi karena para investor melakukan aksi ambil untung jelang pemilu midterm di Amerika Serikat (AS) pekan ini dan pernyataan Gedung Putih yang pesimistis terhadap kesepakatan dagang AS-China.
Indeks acuan Nikkei 225 di bursa Tokyo anjlok 1,25% ke 21.966,4 sementara indeks Topix turun 0,97% menjadi 1.642,59 di awal perdagangan, AFP melaporkan.
Presiden AS Donald Trump telah mengungkapkan keyakinannya bahwa pembicaraan antara dirinya dengan Presiden China Xi Jinping akan berujung pada kesepakatan dagang akhir bulan ini.
Namun, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengingatkan masih ada risiko dalam dialog tersebut. Bahkan bukan tidak mungkin perundingan itu tidak menghasilkan apa-apa dan AS kembali menerapkan bea masuk baru bagi produk-produk made in China.
(prm) Next Article Damai Dagang Masih Jauh, Bursa Jepang Terkoreksi
Most Popular