Analisis Teknikal

Trump Bicara dengan Xi Jinping, IHSG Bisa Kembali Bullish

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
02 November 2018 07:50
Proyeksi IHSG hari ini, Jumat (2/11/2018), dari Tim Riset CNBC Indonesia.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak menguat dengan rentang pergerakannya berada di 5.791 hingga 5.888, hari ini, Jumat (02/11/2018). Kami mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.

Bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS), Kamis (01/11/2018) waktu setempat, lagi-lagi melanjutkan kenaikan karena ketegangan perdagangan yang mulai mereda. Indeks Dow Jones kembali naik 1,06%, S&P 500 juga menanjak 1,06% dan Nasdaq lagi-lagi terbang 1,75%.


Trump mengatakan dalam tweetnya kemarin bahwa dia melakukan "percakapan panjang dan sangat baik" dengan Presiden China Xi Jinping dalam hal perdagangan. Dia juga mengatakan pertemuan keduanya dalam KTT G-20 mendatang sedang dijadwalkan.

Karena itulah, pelaku pasar diperkirakan berani mengambil risiko memasuki pasar keuangan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Pada perdagangan kemarin, investor asing kembali mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp 1,17 triliun. Meskipun secara tahun berjalan masih mencatatkan jual bersih Rp 54 triliun, namun secara perlahan angkanya mulai sedikit terkikis.

IHSG kembali mengalami penguatan meski hanya naik 0,07% ke level 5.835, Penguatan IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan menguat untuk mengawali bulan November: indeks Shanghai naik 0,13%, indeks Hang Seng naik 1,75%, dan indeks Straits Times naik 1,39%.

Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis data inflasi. Secara nasional, terjadi inflasi sebesar 0,28% pada Oktober 2018, lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 0,17% MoM.

 IHSG sempat menguat sebesar 0,41% ke level 5.855 sebelum angka inflasi dirilis, kemudian berangsur-angsur turun ke level 5.835 pada akhir sesi dua.

Inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi memberi sinyal bahwa depresiasi rupiah sudah mulai memberikan dampak negatif ke kantong masyarakat Indonesia.

Merespons hal tersebut, saham-saham sektor barang konsumsi pun kian dilepas oleh investor.
Sebelum angka inflasi dirilis, indeks sektor barang konsumsi melemah sebesar 0,19% ke level 2.400,01. Per akhir sesi dua, pelemahannya melebar menjadi 1,34% ke level 2.372,38.

Sumber: Revinitif
Secara teknikal, grafik IHSG kemarin membentuk lilin hitam pendek (short black candle), pola tersebut mengindikasikan akan adanya penurunan (bearish), namun sifatnya lemah.

IHSG masih bergerak di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA 5), secara jangka pendek indeks masih dalam tren penguatan.

Menurut kami, situasi perang dagang yang mereda antara AS dengan China, serta di tambah dengan pergerakan grafik yang masih mampu menguat, IHSG akan mampu melanjutkan kenaikan.

T
IM RISET CNBC INDONESIA



(yam/prm) Next Article Waspada, Ada Sinyal Koreksi IHSG Jelang Rilis Data NPI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular