Rupiah Kembali Kalah di Hadapan Dolar Australia

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
01 November 2018 13:27
Kurs rupiah kembali ditekan dolar Australia siang ini setelah kemarin sempat menguat.
Foto: REUTERS/Daniel Munoz
Jakarta, CNBC Indonesia- Kurs rupiah kembali ditekan dolar Australia siang ini setelah kemarin sempat menguat. Kondisi ini terjadi akibat surplus dagang Negeri Kangguru per September yang melebihi ekspektasi pasar. 

Pada Kamis (1/11/2018) pukul 13:05 WIB, AU$ 1 di pasar spot ditransaksikan Rp 10.812,09. Rupiah melemah 0,56% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. 



Kantor statistik Australia melaporkan, neraca perdagangan Australia per September 2018 surplus A$S 3,01 miliar. Angka ini melebihi konsensus yang dihimpun Reuters di angka A$S 1,7 miliar. 

Surplus ini terjadi seiring dengan kinerja ekspor yang tumbuh 1% pada periode tersebut. Di sisi lain, pemerintah pun berhasil menurunkan kinerja impor sebesar 1%. Imbas dari keberhasilan meraih surplus, ikut mendorong kenaikan cadangan devisa Australia. 

Per September 2018, Cadangan Devisa berada di level A$S 60,42 miliar atau naik A$S 0,121 miliar dibandingkan periode Agustus. Kenaikan devisa akan menumbuhkan persepsi, jika daya tahan ekonomi Australia cukup kuat terhadap risiko dari faktor eksternal.


Persepsi ini ikut mendorong investor masuk ke pasar keuangan negara tersebut dan mendorong permintaan terhadap dolar Australia ikut meningkat. Peningkatan tersebut memberikan imbas penguatan terhadap mata uang tersebut, termasuk di hadapan rupiah. 

Sementara itu, pelemahan yang ada menyebabkan harga jual dolar Australia meroket hingga di atas Rp 10.900/AUD. Berikut data kurs dolar Australia di empat bank nasional terbesar hingga pukul 13:15 WIB: 

BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 10.573,00Rp 10.952,00
Bank BNIRp 10.645,00Rp 10.935,00
Bank BRIRp 10.723,84Rp 10.915,91
Bank BCARp 10.592,00Rp 10.870,00
  
TIM RISET CNBC INDONESIA



(alf/prm) Next Article Harga Emas Naik, Rupiah Melemah terhadap Dolar Australia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular