
Rupiah Tertekan 0,42% Lawan Dolar Australia di Hari Ke-3
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
19 July 2018 12:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah kembali melanjutkan pelemahannya di hadapan dolar Australia siang ini, memperpanjang depresiasinya hingga 3 hari berturut-turut.
Pada Kamis (18/7/2018) pukul 11:55 WIB, AUD 1 di pasar spot ditransaksikan Rp 10.696,76. Rupiah melemah 0,42% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Pelemahan ini mendorong harga jual dolar Australia kembali menembus di atas Rp 10.800/AUD. Berikut data perdagangan dolar Australia di empat bank nasional terbesar hingga pukul 11:35 WIB:
Sentimen penguatan dolar Australia masih datang dari harga batu bara global. Komoditas andalan Negeri Kangguru tersebut, selain bijih besi dan emas mencatatkan kenaikan harga sebesar 0,76% ke US$119,6/ton dibandingkan perdagangan kemarin.
Ketika harga batu bara semakin mentereng, aliran devisa yang masuk ke Negeri Kangguru pun membesar. Hingga kemarin, harga batu bara kembali mencetak rekor tertinggi sejak Februari 2012 ke posisi US$118,7/ ton.
Kenaikan komoditas andalan ekspor tersebut pun berpengaruh terhadap penerimaan devisa negara tersebut. Indonesia sebenarnya juga eksportir batu bara seperti halnya Australia. Namun share ekspor komoditas tersebut bersama komoditas mineral lain hanya 14,39% pada 2017.
Apalagi, batu bara Australa memiliki keunggulan dari sisi kualitas hingga berujung pada margin yang lebih besar. Hal ini pun ikut mendorong dolar Australia lebih perkasa dibandingkan dengan rupiah. Akibatnya rupiah terdepresiasi selama tiga hari berturut-turut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Pada Kamis (18/7/2018) pukul 11:55 WIB, AUD 1 di pasar spot ditransaksikan Rp 10.696,76. Rupiah melemah 0,42% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
![]() |
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.447,00 | Rp 10.806,00 |
Bank BNI | Rp 10.532,00 | Rp 10.822,00 |
Bank BRI | Rp 10.557,73 | Rp 10.718,57 |
Bank BCA | Rp 10.527,00 | Rp 10.814,00 |
Sentimen penguatan dolar Australia masih datang dari harga batu bara global. Komoditas andalan Negeri Kangguru tersebut, selain bijih besi dan emas mencatatkan kenaikan harga sebesar 0,76% ke US$119,6/ton dibandingkan perdagangan kemarin.
Kenaikan komoditas andalan ekspor tersebut pun berpengaruh terhadap penerimaan devisa negara tersebut. Indonesia sebenarnya juga eksportir batu bara seperti halnya Australia. Namun share ekspor komoditas tersebut bersama komoditas mineral lain hanya 14,39% pada 2017.
Apalagi, batu bara Australa memiliki keunggulan dari sisi kualitas hingga berujung pada margin yang lebih besar. Hal ini pun ikut mendorong dolar Australia lebih perkasa dibandingkan dengan rupiah. Akibatnya rupiah terdepresiasi selama tiga hari berturut-turut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Most Popular