
Hingga Oktober, Asing Bawa Kabur Rp 27,4T dari Pasar Modal RI
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 November 2018 08:43

Dari dalam negeri, investor asing juga tak diberi alasan yang kuat untuk masuk ke pasar saham. Dalam World Economic Outlook (WEO) edisi Oktober 2018, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini hanya mencapai 5,1%, turun dari proyeksi mereka pada April 2018 yang sebesar 5,3%. Ini artinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia diramal sama dengan tahun 2017.
Untuk tahun 2019, IMF bahkan memangkas proyeksi mereka sebesar 0,4%, dari 5,5% menjadi 5,1%.
Proyeksi dari IMF bahwa perekonomian Indonesia akan cenderung stagnan nampak akan terbukti. Pada hari Selasa (30/10/2018), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan bahwa total investasi langsung pada kuartal III-2018 turun 1,6%Â dibandingkan capaian kuartal III-2017 menjadi Rp 173,8 triliun.
Poin yang menjadi sorotan utama investor adalah investasi langsung dari pihak asing alias foreign direct investment (FDI). Poin tersebut menjadi penting lantaran investasi langsung di Indonesia didonominasi oleh pihak asing. Sepanjang kuartal-III 2018, FDI tercatat sebesar Rp 89,1 triliun, anjlok 20,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang mencapai Rp 111,7 triliun.
Sementara itu, penanaman modal dalam negeri tercatat sebesar Rp 84,7 triliun atau melonjak 30,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 64,9 triliun.
Lesunya investasi langsung di tanah air, baik secara keseluruhan maupun oleh pihak asing, memberi indikasi bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal-III 2018 yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 November mendatang tak akan membawa kejutan positif seperti pada kuartal-II 2018. Sepanjang kuartal-II 2018, perekonomian Indonesia tercatat tumbuh sebesar 5,27% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 5,125% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy)
Untuk tahun 2019, IMF bahkan memangkas proyeksi mereka sebesar 0,4%, dari 5,5% menjadi 5,1%.
Proyeksi dari IMF bahwa perekonomian Indonesia akan cenderung stagnan nampak akan terbukti. Pada hari Selasa (30/10/2018), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan bahwa total investasi langsung pada kuartal III-2018 turun 1,6%Â dibandingkan capaian kuartal III-2017 menjadi Rp 173,8 triliun.
Sementara itu, penanaman modal dalam negeri tercatat sebesar Rp 84,7 triliun atau melonjak 30,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 64,9 triliun.
Lesunya investasi langsung di tanah air, baik secara keseluruhan maupun oleh pihak asing, memberi indikasi bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal-III 2018 yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 November mendatang tak akan membawa kejutan positif seperti pada kuartal-II 2018. Sepanjang kuartal-II 2018, perekonomian Indonesia tercatat tumbuh sebesar 5,27% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 5,125% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular