Pertama Kali Dalam 4 Tahun, IHSG Melemah Pada Bulan Oktober

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
31 October 2018 19:17
Inflasi, CAD, dan Realisasi Investasi Buat Investor Ketar-Ketir
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Dari dalam negeri, pada awal bulan Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa telah terjadi deflasi sebesar 0,18% MoM pada bulan September, jauh lebih dalam dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 0,02% MoM.

Deflasi yang cukup dalam ini mengindikasikan lemahnya konsumsi masyarakat Indonesia. Sepanjang bulan lalu, indeks saham sektor barang konsumsi melemah sebesar 4,03%.

Kemudian, kekhawatiran mengenai kian lebarnya defisit neraca berjalan/current account deficit (CAD) pada kuartal-III membuat rupiah dan pasar saham ditinggalkan investor. Sepanjang bulan ini, rupiah melemah sebesar 2,01% di pasar spot melawan dolar AS. Menjelang akhir bulan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengindikasikan bahwa CAD kuartal-III 2018 akan membengkak cukup signifikan dari capaian kuartal-II 2018 yang sebesar 3,04% dari PDB.

"Kan masih ada Juli sama Agustus 2018. Yang memang masih tinggi. Utamanya di Migas. Kemarin defisit besar di migas. Apakah B20, kenaikan harga BBM. Di Kuartal III-2018 masih wajar kalau di atas 3%. Tapi perkiraan kami di Kuartal III-2018 tidak akan lebih dari 3,5%," papar Perry di Gedung BI, Jumat (26/10/2018).

Teranyar, tekanan dari dalam negeri bagi IHSG datang dari rilis angka realisasi investasi langsung kuartal-III 2018 yang mengecewakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Secara keseluruhan, total investasi pada kuartal III-2018 turun 1,6% dibandingkan capaian kuartal III-2017 menjadi Rp 173,8 triliun.

Poin yang menjadi sorotan utama investor adalah investasi langsung dari pihak asing alias foreign direct investment (FDI). Poin tersebut menjadi penting lantaran investasi langsung di Indonesia didonominasi oleh pihak asing. Sepanjang kuartal-III 2018, FDI tercatat sebesar Rp 89,1 triliun, anjlok 20,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang mencapai Rp 111,7 triliun.

Sementara itu, penanaman modal dalam negeri tercatat sebesar Rp 84,7 triliun atau melonjak 30,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 64,9 triliun.

Lesunya investasi langsung di tanah air, baik secara keseluruhan maupun oleh pihak asing, memberi indikasi bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal-III 2018 yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 November mendatang tak akan membawa kejutan seperti pada kuartal-II 2018. Sepanjang kuartal-II 2018, perekonomian Indonesia tercatat tumbuh sebesar 5,27% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 5,125% YoY.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/roy)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular