
BPS: September 2018 Terjadi Deflasi 0,18%
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 October 2018 11:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan telah terjadi deflasi pada September 2018. Tingkat deflasi mencapai 0,18%.
Dalam konsensus, secara tahunan atau year-on-year (YoY) akan terjadi inflasi 3,055%. Kemudian inflasi inti tahunan dalam konsensus berada di 2,86%.
(dru/dru) Next Article Harga Daging Ayam Turun Jadi Penyebab Deflasi September 2018
"Inflasi September menunjukkan adanya penurunan. Hasil pemantauan di 82 kota terjadi deflasi 0,18% di September 2018," kata Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Senin (1/10/2018).
Pasar memperkirakan Indonesia akan kembali mengalami deflasi secara bulanan pada September 2018. Sementara secara tahunan, laju inflasi masih terkendali di kisaran 3%.
Namun, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan secara bulanan atau month-to-month (MtM) terjadi deflasi 0,02%.
Namun, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan secara bulanan atau month-to-month (MtM) terjadi deflasi 0,02%.
Dalam konsensus, secara tahunan atau year-on-year (YoY) akan terjadi inflasi 3,055%. Kemudian inflasi inti tahunan dalam konsensus berada di 2,86%.
"Sebagai tambahan di pedesaan mengalami deflasi yang amat dalam yakni 0,59%," tutur Suhariyanto.
Dari 82 kota IHK yang dipantau BPS, 66 kota terjadi deflasi, namun 16 kota masih alami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Pare Pare 1,59%, terendah ada di 4 kota yakni Tegal, Singkawang, Samarinda dan Ternate 0,01%.
"Sementara untuk inflasi tertinggi ada di Bengkulu 0,59%. Ini karena masih terjadi kenaikan angkutan udara. Kemudian pada 10-20 September 2018 kemarin ada festival di Bengkulu, ini yang menyebabkan permintaaan dari angkutan udara di Bengkulu meningkat," kata Suhariyanto.
Secara year on year tingkat inflasi saat ini berada di 2,88%. Atau, lebih rendah dari inflasi September 2017 yang sebesar 3,72%.
"Dan lebih rendah dari posisi September 2016 yang sebesar 3,07%. Kita harapkan kita masih ada 3 bulan, inflasi akan kembai terkendali sehingga target bisa tercapai," kata Suhariyanto lebih jauh.
BACA: Harga Daging Ayam Turun Jadi Penyebab Deflasi September 2018
(BREAKING NEWS)
![]() |
Dari 82 kota IHK yang dipantau BPS, 66 kota terjadi deflasi, namun 16 kota masih alami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Pare Pare 1,59%, terendah ada di 4 kota yakni Tegal, Singkawang, Samarinda dan Ternate 0,01%.
"Sementara untuk inflasi tertinggi ada di Bengkulu 0,59%. Ini karena masih terjadi kenaikan angkutan udara. Kemudian pada 10-20 September 2018 kemarin ada festival di Bengkulu, ini yang menyebabkan permintaaan dari angkutan udara di Bengkulu meningkat," kata Suhariyanto.
Secara year on year tingkat inflasi saat ini berada di 2,88%. Atau, lebih rendah dari inflasi September 2017 yang sebesar 3,72%.
"Dan lebih rendah dari posisi September 2016 yang sebesar 3,07%. Kita harapkan kita masih ada 3 bulan, inflasi akan kembai terkendali sehingga target bisa tercapai," kata Suhariyanto lebih jauh.
BACA: Harga Daging Ayam Turun Jadi Penyebab Deflasi September 2018
(BREAKING NEWS)
(dru/dru) Next Article Harga Daging Ayam Turun Jadi Penyebab Deflasi September 2018
Most Popular