
Internasional
Harga Minyak Melonjak, Laba BP Naik Dua Kali Lipat
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
30 October 2018 18:38

London, CNBC Indonesia - Perusahaan energi besar Inggris, BP, hari Selasa (30/10/2018) mengumumkan laba bersih kuartal ketiganya yang naik dua kali lipat karena harga minyak mentah yang naik tajam.
Laba setelah pajak perusahaan melonjak menjadi US$3,35 miliar (Rp 51 triliun) dalam periode tiga bulan hingga September, dibandingkan dengan US$1,77 miliar dibandingkan setahun sebelumnya, kata BP dalam laporan kinerjanya, dilansir dari AFP.
"Kami telah mendapat untung dari harga (minyak) yang lebih tinggi," kata CFO Brian Gilvary dalam webcast yang dirilis bersama laporan kinerja.
"Apa yang kami lihat adalah momentum dalam pencapaian strategi," tambahnya, mencatat kinerja didorong juga oleh peningkatan proyek-proyek utama.
Pada September, harga minyak Brent melonjak ke puncak empat tahun tahun terakhir di atas US$82 per barel sebagian karena kekhawatiran pasokan Iran. Itu kontras dengan sekitar US$50 pada musim panas tahun lalu.
Pendapatan BP naik hampir sepertiga menjadi US$79,5 miliar.
Produksi minyak dan gas tidak termasuk Rosneft stagnan pada 2,46 juta barel minyak per hari pada periode pelaporan.
"Fokus kami pada operasi yang aman dan dapat diandalkan serta memberikan strategi kami mendorong penghasilan yang kuat serta pertumbuhan arus kas," tambah CEO Bob Dudley.
Sementara itu, BP akan mendanai pembelian US$10,5 miliar dari operasi minyak dan gas serpih raksasa BHP Billiton dengan menggunakan uang tunai sepenuhnya, karena tingginya harga minyak.
"Sementara harga minyak tetap pada level ini, kami berharap untuk membiayai transaksi sepenuhnya menggunakan uang tunai," kata Gilvary.
"Dalam upaya ini, program divestasi senilai US$5miliar-6 miliar yang terkait dengan transaksi akan digunakan untuk mengurangi utang."
Kesepakatan penting, yang selesai hari Rabu, membuka babak baru untuk BP di Amerika Serikat (AS) setelah bencana Teluk Meksiko 2010 yang menghancurkan.
BP terpukul oleh bencana tumpahan minyak delapan tahun lalu akibat ledakan di rig pengeboran Deepwater Horizon yang disewa perusahaan.
Ledakan itu menewaskan 11 orang di lepas pantai Louisiana dan menyebabkan 134 juta galon (507 juta liter) minyak dan memuntahkan ke perairan Teluk dalam bencana lingkungan terburuk dalam sejarah AS.
(prm) Next Article Sah, AKR-BP Bentuk JV Demi Masuk Bisnis Avtur di RI
Laba setelah pajak perusahaan melonjak menjadi US$3,35 miliar (Rp 51 triliun) dalam periode tiga bulan hingga September, dibandingkan dengan US$1,77 miliar dibandingkan setahun sebelumnya, kata BP dalam laporan kinerjanya, dilansir dari AFP.
"Kami telah mendapat untung dari harga (minyak) yang lebih tinggi," kata CFO Brian Gilvary dalam webcast yang dirilis bersama laporan kinerja.
Pada September, harga minyak Brent melonjak ke puncak empat tahun tahun terakhir di atas US$82 per barel sebagian karena kekhawatiran pasokan Iran. Itu kontras dengan sekitar US$50 pada musim panas tahun lalu.
Pendapatan BP naik hampir sepertiga menjadi US$79,5 miliar.
Produksi minyak dan gas tidak termasuk Rosneft stagnan pada 2,46 juta barel minyak per hari pada periode pelaporan.
"Fokus kami pada operasi yang aman dan dapat diandalkan serta memberikan strategi kami mendorong penghasilan yang kuat serta pertumbuhan arus kas," tambah CEO Bob Dudley.
Sementara itu, BP akan mendanai pembelian US$10,5 miliar dari operasi minyak dan gas serpih raksasa BHP Billiton dengan menggunakan uang tunai sepenuhnya, karena tingginya harga minyak.
"Sementara harga minyak tetap pada level ini, kami berharap untuk membiayai transaksi sepenuhnya menggunakan uang tunai," kata Gilvary.
"Dalam upaya ini, program divestasi senilai US$5miliar-6 miliar yang terkait dengan transaksi akan digunakan untuk mengurangi utang."
Kesepakatan penting, yang selesai hari Rabu, membuka babak baru untuk BP di Amerika Serikat (AS) setelah bencana Teluk Meksiko 2010 yang menghancurkan.
BP terpukul oleh bencana tumpahan minyak delapan tahun lalu akibat ledakan di rig pengeboran Deepwater Horizon yang disewa perusahaan.
Ledakan itu menewaskan 11 orang di lepas pantai Louisiana dan menyebabkan 134 juta galon (507 juta liter) minyak dan memuntahkan ke perairan Teluk dalam bencana lingkungan terburuk dalam sejarah AS.
(prm) Next Article Sah, AKR-BP Bentuk JV Demi Masuk Bisnis Avtur di RI
Most Popular