
Saham ASII dan TLKM Menguat, Bagaimana Rekomendasi Analis?
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
30 October 2018 15:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Mencermati pergerakan PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) hari ini, bagaimana rekomendasi analis dan pelaku pasar terhadap kedua saham unggulan (blue chips) tersebut?
Data yang direkap dari Refinitiv menunjukkan saat ini masih ada tujuh orang analis dan pelaku pasar yang merekomendasi saham ASII pada level Strong Buy atau setara, dari total 18 orang pelaku pasar.
Sebanyak delapan orang yang merekomendasi Buy dengan rerata (mean) target harga (target price/TP) Rp8.489 per saham dan nilai tengah (median) Rp 8.450 per saham.
Analis PT Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri menaikkan target price ASII menjadi Rp 9.000 karena beberapa hal yaitu: a) penaikan prediksi laba bersih PT United Tractors Tbk (rekomendasi BUY TP: Rp 40.000) dan b) pergerseran hitungan valuasi kami (roll-over) ke 2019.
TP tersebut didasari valuasi rasio harga saham per laba (price to earnings ratio/PE ratio) 2019F sebesar 16,2x.
Risiko penurunan rekomendasi terhadap perseroan adalah: a) pelemahan rupiah lanjutan, dan b) kenaikan suku bunga domestik yang dapat membebani pertumbuhan volume penjualan mobil.
Sumber: Refinitiv
Di sisi lain, saham TLKM direkomendasi Strong Buy atau setara oleh delapan orang analis, direkomendasi Buy oleh sembilan orang analis, dan direkomendasi Hold oleh empat orang analis.
Totalnya ada 21 pelaku pasar yang memberi rekomendasi untuk saham TLKM yang berhasil dirangkum Refinitiv.
Nilai tengah TP untuk saham TLKM berada pada Rp 4.150 per saham dan nilai rerata TP dari 21 pelaku pasar berada pada Rp 4.160.
Salah satu yang merekomendasi BUY dengan TP Rp 3.800 adalah analis PT Bahana Sekuritas Vendy Sutedjo.
Dia menilai realisasi kinerja keuangan BUMN telekomunikasi untuk periode kuartal III-2018 sejalan dengan prediksinya dan prediksi konsensus pelaku pasar. EBITDA Rp 16,57 triliun (naik 36% antar kuartal-QoQ) 2% di atas prediksi Vendy dan 4% di atas prediksi konsensus.
TP yang ditetapkan Vendy dan tim risetnya mencerminkan valuasi rasio EV/EBITDA 2018E sebesar 7x untuk bisnis mobile dan 6x untuk bisnis jaringan tetap (fixed-line), dengan valuasi gabungan 6,8x).
Tim Bahana Sekuritas juga kembali mengapresiasi TLKM sebagai yang terbaik di kelasnya untuk jangka waktu panjang.
Risiko penurunan dari rekomendasi tersebut adalah (i) Pertumbuhan pendapatan industri yang lebih lemah daripada prediksi, (ii) angka pelanggan baru yang lebih buruk daripada ekspektasi, dan (iii) turunnya rerata pendapatan per pengguna (average revenue per user/ARPU) industri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/roy) Next Article Mantap Kakak! Asing Jualan Rp 200 M, tapi IHSG Tetap Hijau
Data yang direkap dari Refinitiv menunjukkan saat ini masih ada tujuh orang analis dan pelaku pasar yang merekomendasi saham ASII pada level Strong Buy atau setara, dari total 18 orang pelaku pasar.
Sebanyak delapan orang yang merekomendasi Buy dengan rerata (mean) target harga (target price/TP) Rp8.489 per saham dan nilai tengah (median) Rp 8.450 per saham.
Risiko penurunan rekomendasi terhadap perseroan adalah: a) pelemahan rupiah lanjutan, dan b) kenaikan suku bunga domestik yang dapat membebani pertumbuhan volume penjualan mobil.
ASII | TLKM | |
Strong Buy | 7 | 8 |
Buy | 8 | 9 |
Hold | 2 | 4 |
Sell | 1 | - |
Strong Sell | - | - |
Median TP | 8,450 | 4,150 |
Mean TP | 8,489 | 4,160 |
Di sisi lain, saham TLKM direkomendasi Strong Buy atau setara oleh delapan orang analis, direkomendasi Buy oleh sembilan orang analis, dan direkomendasi Hold oleh empat orang analis.
Totalnya ada 21 pelaku pasar yang memberi rekomendasi untuk saham TLKM yang berhasil dirangkum Refinitiv.
Nilai tengah TP untuk saham TLKM berada pada Rp 4.150 per saham dan nilai rerata TP dari 21 pelaku pasar berada pada Rp 4.160.
Salah satu yang merekomendasi BUY dengan TP Rp 3.800 adalah analis PT Bahana Sekuritas Vendy Sutedjo.
Dia menilai realisasi kinerja keuangan BUMN telekomunikasi untuk periode kuartal III-2018 sejalan dengan prediksinya dan prediksi konsensus pelaku pasar. EBITDA Rp 16,57 triliun (naik 36% antar kuartal-QoQ) 2% di atas prediksi Vendy dan 4% di atas prediksi konsensus.
TP yang ditetapkan Vendy dan tim risetnya mencerminkan valuasi rasio EV/EBITDA 2018E sebesar 7x untuk bisnis mobile dan 6x untuk bisnis jaringan tetap (fixed-line), dengan valuasi gabungan 6,8x).
Tim Bahana Sekuritas juga kembali mengapresiasi TLKM sebagai yang terbaik di kelasnya untuk jangka waktu panjang.
Risiko penurunan dari rekomendasi tersebut adalah (i) Pertumbuhan pendapatan industri yang lebih lemah daripada prediksi, (ii) angka pelanggan baru yang lebih buruk daripada ekspektasi, dan (iii) turunnya rerata pendapatan per pengguna (average revenue per user/ARPU) industri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/roy) Next Article Mantap Kakak! Asing Jualan Rp 200 M, tapi IHSG Tetap Hijau
Most Popular