Biarkan Asing Tetap Jualan, yang Penting IHSG Hijau

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
28 April 2021 15:34
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah bergerak bak roller coaster, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil finish di zona hijau. Namun apresiasi pada perdagangan kali ini lagi-lagi gagal membawa IHSG kembali ke level psikologis 6.000.

Rabu (28/4/2021), IHSG ditutup naik 12,9 poin atau terapresiasi 0,25% ke 5.974,5. Pergerakan IHSG mencapai level tertingginya pada perdagangan intraday di 5.981,9 saat awal-awal perdagangan dan mencapai level terendah di 5.953,9. 

Dibuka melesat tak butuh waktu lama kenaikan IHSG terpangkas dan sempat jatuh ke zona merah. Namun IHSG masih selamat dan tergiring kembali ke zona hijau hingga sesi I. 

Pada perdagangan sesi II, IHSG sebenarnya kembali terjatuh ke zona merah. Namun pada 30 menit terakhir jelang penutupan, indeks acuan saham domestik tersebut bangkit. 

Saat IHSG menguat ada 241 saham yang nilai kapitalisasi pasarnya bertambah, 226 saham harganya turun dan sisanya 169 saham cenderung stagnan. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 9,36 triliun. 

Walaupun IHSG selamat, tetapi asing tetap jualan. Data perdagangan mencatat asing melakukan net sell senilai Rp 308 miliar di pasar reguler. Ada tiga saham big cap yang diobral asing. 

Pertama adalah emiten konglomerat PT Astra International Tbk (ASII) yang dilepas asing mencapai Rp 169 miliar dan harga sahamnya turun 3,17%. Kemudian ada bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang harganya turun hampir 1% setelah dilepas asing sebanyak Rp 135,8 miliar.

Masih BUMN, kali ini ada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dilepas asing mencapai Rp 78,7 miliar dan nilai kapitalisasi pasarnya drop 0,63%. 

Di kawasan Asia, bursa sahamnya juga bergerak dengan variatif. Indeks Hang Seng (Hong Kong) dan Nikkei (Jepang) konsisten berada di zona hijau. Shang Hai Composite (China) yang tadinya minus kini berbalik arah menjadi positif.

Sebaliknya indeks Strait Times (Singapura) yang sebelumnya berada di zona apresiasi kini malah masuk ke zona koreksi meski pelemahannya relatif kecil.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir variatif pada perdagangan Selasa (27/4/2021). Indeks Dow Jones Industrial Average naik hanya 3,36 poin (+0,1%) ke 33.984,93. Sebaliknya, S&P 500 surut 0,9 poin (-0,02%) ke 4.186,72 dan Nasdaq drop 48,6 poin (-0,34%) ke 14.090,22.

Sentimen yang membayangi bursa saham AS adalah rilis kinerja keuangan emitennya. Sejauh ini, 84% dari konstituen indeks S&P 500 yang telah merilis kinerja membukukan laba bersih yang melampaui estimasi pasar, sebagaimana direkam Factset.

Namun reli saham mereka cenderung biasa saja karena kenaikan laba itu sudah tercermin (priced in) di harga sekarang.

Pelaku pasar memantau rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) yang akan meramu kebijakan moneter terbarunya. Pasar memperkirakan tidak akan ada perubahan dalam kebijakan moneter.

Survei CNBC International berujung pada proyeksi suku bunga acuan tetap di level sekarang 0-0,25% dan program pembelian aset yang tetap sebesar US$ 120 miliar per bulan.

Namun, pasar menanti apakah nada komentar Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell akan berubah terkait dengan inflasi, yang akan mempengaruhi imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.

Selain memantau kebijakan moneter AS, pelaku pasar juga mengkhawatirkan perkembangan kasus Covid-19 di beberapa negara, terutama di India.

Pada Selasa, negara dengan pasar terbesar kedua di Asia setelah China ini melaporkan 323.144 kasus infeksi baru, yang membuat total penderita virus corona ini mencapai lebih dari 17,6 juta orang. Ini merupakan rekor tertinggi baru dalam 5 hari berturut-turut.


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mantap Kakak! Asing Jualan Rp 200 M, tapi IHSG Tetap Hijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular