
Bos The Fed Kerap Kena Omel Trump, Apa Kata BI?
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
26 October 2018 15:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) masih cukup optimistis bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) tetap independen meskipun Presiden Donald Trump tak terlalu suka dengan langkah kenaikan bunga acuan.
Trump memang telah berulang kali mengecam sikap The Fed yang terus-terusan menaikkan bunga acuan. Terkini, Trump menuduh Gubernur Fed Jerome Powell bertindak membahayakan ekonomi AS karena menaikkan bunga acuan.
"Hubungan antara Presiden Trump dan Chairman Fed, kami masih pegang komunikasi dari Fed. Baik dari komunikasi langsung, maupun pada saat pertemuan di Bali," kata Perry, Jumat (26/10/2018).
Dari hasil pertemuan tersebut, Perry masih cukup yakin The Fed di akhir tahun akan kembali mengerek bunga acuan, dan kemudian tiga kali pada 2019, dan dua kali di 2020.
"Fed akan menaikkan bunga secara gradual, dan akan terus melakukan komunikasi dengan jelas. Kemungkinan satu kali lagi tahun ini, tiga kali tahun depan, dan dua kali di 2020," jelasnya.
Perry menegaskan, bank sentral akan terus mengalibrasi dinamika perekonomian global, dalam menentukan arah kebijakannya ke depan. Untuk saat ini, BI merasa aset keuangan di pasar domestik masih cukup menarik.
"Kami akan pastikan bahwa aset keuangan di dalam negeri khususnya fixed income itu menarik," kata mantan Deputi Gubernur BI itu.
Mengutip CNBC International, berdasarkan laporan The Wall Street Journal, Trump memang menuduh bos The Fed membahayakan perekonomian negeri Paman Sam lantaran kerap kali mengerek bunga acuan.
"Saya katakan, saya tidak senang pada The Fed karena Obama bisa memiliki tingkat suku bunga nol," kata Trump kepada Journal, beberapa waktu lalu.
Trump mengakui, The Fed tak bisa dipengaruhi oleh politik, namun tetap saja melayangkan kritik dan membandingkan kinerja ekonomi AS saat ini sebagai sebuah kompetisi antara dirinya dan mantan Presiden Barack Obama, menurut Journal.
(dru) Next Article Virus Corona Buat BI Turunkan Proyeksi PDB 2020 ke 5%
Trump memang telah berulang kali mengecam sikap The Fed yang terus-terusan menaikkan bunga acuan. Terkini, Trump menuduh Gubernur Fed Jerome Powell bertindak membahayakan ekonomi AS karena menaikkan bunga acuan.
"Hubungan antara Presiden Trump dan Chairman Fed, kami masih pegang komunikasi dari Fed. Baik dari komunikasi langsung, maupun pada saat pertemuan di Bali," kata Perry, Jumat (26/10/2018).
Dari hasil pertemuan tersebut, Perry masih cukup yakin The Fed di akhir tahun akan kembali mengerek bunga acuan, dan kemudian tiga kali pada 2019, dan dua kali di 2020.
"Fed akan menaikkan bunga secara gradual, dan akan terus melakukan komunikasi dengan jelas. Kemungkinan satu kali lagi tahun ini, tiga kali tahun depan, dan dua kali di 2020," jelasnya.
Perry menegaskan, bank sentral akan terus mengalibrasi dinamika perekonomian global, dalam menentukan arah kebijakannya ke depan. Untuk saat ini, BI merasa aset keuangan di pasar domestik masih cukup menarik.
"Kami akan pastikan bahwa aset keuangan di dalam negeri khususnya fixed income itu menarik," kata mantan Deputi Gubernur BI itu.
Mengutip CNBC International, berdasarkan laporan The Wall Street Journal, Trump memang menuduh bos The Fed membahayakan perekonomian negeri Paman Sam lantaran kerap kali mengerek bunga acuan.
"Saya katakan, saya tidak senang pada The Fed karena Obama bisa memiliki tingkat suku bunga nol," kata Trump kepada Journal, beberapa waktu lalu.
Trump mengakui, The Fed tak bisa dipengaruhi oleh politik, namun tetap saja melayangkan kritik dan membandingkan kinerja ekonomi AS saat ini sebagai sebuah kompetisi antara dirinya dan mantan Presiden Barack Obama, menurut Journal.
(dru) Next Article Virus Corona Buat BI Turunkan Proyeksi PDB 2020 ke 5%
Most Popular