3 Jurus Chris Kanter untuk Besarkan Indosat

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
21 October 2018 13:15
Chris Kanter ditunjuk sebagai bos baru Indosat, ini program2nya
Foto: isd-indonesia.org
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Indosat Tbk (ISAT) menunjuk Chris Kanter sebagai Direktur Utama menggantikan Joy Wahyudi yang mengundurkan diri disebabkan oleh alasan pribadi.

Usai terpilih sebagai Dirut, Chris memaparkan berbagai rencana dan strategi perseroan yang akan dilakukan di bawah kepemimpinannya. Bahkan, ia berencana mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun dalam dua tahun kedepan.
Permintaan capex dengan nilai fantastis ini didukung oleh pemegang saham mayoritas perseroan yakni Ooredoo Asia Pte. Ltd. Capex puluhan juta dolar AS ini juga menjadi syarat yang diinginkannya untuk mengisi posisi tertinggi di perusahaan telekomunikasi tersebut.

[Gambas:Video CNBC]

"Jadi ini nomor satu yang saya minta komitmen capex, saya minta terlebih dahulu ke Sheikh Abdulla (Ooredoo). Saya mau melakukan transformasi besar-besaran bukan hanya pengembangan saja," ujarnya.

"Aksi korporasi yang kami lakukan sebatas ekspansi dengan membangun 4.000 tower. Kita harus memperbaiki kualitas layanan dan jaringan. Aksi yang lain belum, fokus ke hal ini dulu," kata Chris.



Berbekal pengalaman di dunia bisnis, pemerintahan serta mengikuti perkembangan industri telekomunikasi, Chris akan memimpin manajemen Indosat Oredoo menuju transformasi yang berfokus pada tiga hal.

Diantaranya people, process dan business dengan tetap menyesuaikan tantangan yang harus dihadapi perseroan yakni kompetisi, dinamika pasar dan tren teknologi.

"Itu tadi saya bilang ke teman-teman Indosat modal kita yang paling kuat dan aset yang terbesar ialah people atau orang kita sendiri. Jadi itu yang kita akan develope (kembangkan) untuk jadi talent pool, waalupun kita dibawah Ooredoo maunya saya ini people bisa ditaruh di Myanmar dan lain-lain jadi itu kira-kira," ujarnya.

Di tengah tekanan industri yang cukup berat di tahun ini, perseroan di bawah Chris Kanter tentunya memiliki segudang pekerjaan rumah (PR) yang harus dilakukan untuk terus mencatatkan kinerja yang positif bagi ISAT.

Dari sisi kinerja keuangan, pada semester I-2018, perseroan mencatat rugi bersih senilai Rp 693,7 miliar dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 869,32 miliar.

Rugi bersih yang dialami perseroan disebabkan penurunan pendapatan signifikan pada semester I-2018 dan kenaikan beban yang tinggi. Pendapatan ISAT turun 26,78% year on year (YoY) menjadi Rp 11,06 triliun. Sementara itu beban pokok pendapatan mencapai Rp 10,53 triliun.
Aturan baru pemerintah yang mewajibkan registrasi kartu perdana yang berrdampak pada kinerja kuartal I serta perubahan GTM strategy perseroan dari push menjadi pull, juga berdampak pada performansi penurunan 22% basis pelanggan ISAT pada semester I-2018.

Tercatat pada semester I-2018, pendapatan seluler perseroan anjlok 31,27% YoY menjadi Rp 8,64 triliun. Selain itu pendapatan dari multimedia, komunikasi data dan internet (MIDI) juga turun 2,34% menjadi Rp 2 triliun pada periode yang sama.
 



(gus) Next Article Disebut Ganti Joy Wahjudi jadi CEO ISAT, Siapa Chris Kanter?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular