
Indonesia Boleh Menepuk Dada, IHSG Terbaik di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 October 2018 09:47

Sementara sektor dengan penguatan tertinggi ketiga adalah manufaktur dengan kenaikan 2,14%. Penyebabnya adalah rilis data perdagangan internasional.
Badan Pusat Statistik mengumumkan data perdagangan internasional periode September 2018. Ekspor tercatat US$ 14,83 miliar atau tumbuh 1,7% year-on-year (YoY). Meski kinerja ekspor kurang meyakinkan, tetapi impor pun tertekan.
Pada September, nilai impor adalah US$ 14,6 miliar atau tumbuh 14,18% YoY. Dengan begitu, neraca perdagangan Indonesia mampu mencatat surplus US$ 230 juta. Ini merupakan surplus perdagangan pertama sejak Juni 2018.
Saham-saham industri manufaktur yang berorientasi ekspor seakan menemukan momentum kebangkitan. Secara mingguan, saham UNVR naik 1,24%, SRIL lompat 8,18%, dan KLBF terdongkrak 8,66%.
Selain itu, harus diakui bahwa koreksi IHSG yang sudah terlalu dalam membuat aset-aset di Bursa Efek Indonesia menjadi lebih murah sehingga menarik minat investor. Sejak awal Oktober, IHSG sudah amblas 2,33%.
Investor asing pun berbondong-bondong memborong aset di pasar saham Indonesia. Sepanjang pekan ini, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 1,21 triliun.
Dengan penguatan 1,4%, IHSG menjadi salah satu indeks saham dengan kinerja terbaik di Asia pekan ini. Secara mingguan, Straits Times melemah 0,22%, Kospi berkurang 0,26%, Shanghai Composite amblas 2,16%, Hang Seng terpangkas 0,93%, dan Nikkei 225 minus 0,13%. Hanya KLSE (Malaysia) yang juga menguat yaitu 0,08%.
Oleh karena itu, bisa dibilang IHSG menjadi yang terbaik di antara indeks saham Asia. Pekan ini Indonesia boleh lah menepuk dada.
(aji/aji)
Badan Pusat Statistik mengumumkan data perdagangan internasional periode September 2018. Ekspor tercatat US$ 14,83 miliar atau tumbuh 1,7% year-on-year (YoY). Meski kinerja ekspor kurang meyakinkan, tetapi impor pun tertekan.
Pada September, nilai impor adalah US$ 14,6 miliar atau tumbuh 14,18% YoY. Dengan begitu, neraca perdagangan Indonesia mampu mencatat surplus US$ 230 juta. Ini merupakan surplus perdagangan pertama sejak Juni 2018.
Selain itu, harus diakui bahwa koreksi IHSG yang sudah terlalu dalam membuat aset-aset di Bursa Efek Indonesia menjadi lebih murah sehingga menarik minat investor. Sejak awal Oktober, IHSG sudah amblas 2,33%.
Investor asing pun berbondong-bondong memborong aset di pasar saham Indonesia. Sepanjang pekan ini, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 1,21 triliun.
Dengan penguatan 1,4%, IHSG menjadi salah satu indeks saham dengan kinerja terbaik di Asia pekan ini. Secara mingguan, Straits Times melemah 0,22%, Kospi berkurang 0,26%, Shanghai Composite amblas 2,16%, Hang Seng terpangkas 0,93%, dan Nikkei 225 minus 0,13%. Hanya KLSE (Malaysia) yang juga menguat yaitu 0,08%.
Oleh karena itu, bisa dibilang IHSG menjadi yang terbaik di antara indeks saham Asia. Pekan ini Indonesia boleh lah menepuk dada.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular