
Nasib Saka Energi Masih Digantung
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
18 October 2018 11:59

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk (PGAS) masih mencari opsi yang terbaik untuk masa depan anak usahanya, yakni PT Saka Energi Indonesia.
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menuturkan, pertimbangannya adalah apakah mau diakuisisi (Pertamina) atau dijual keluar. "Kan kami lagi lihat trennya kalau dijual keluar bagaimana, berapa persen yang akan dilepas, lalu kalau diakuisisi Pertamina bagaimana. Kami juga melihat kalau diakuisisi Pertamina," ujar Rachmat kepada media ketika dijumpai di Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Lebih lanjut, ia mengatakan, pembahasan terkait Saka Energi ini juga tentunya tengah dilakukan dengan Pertamina, mengingat perusahaan migas pelat merah tersebut telah mendapat banyak wilayah kerja (WK) baru dari pemerintah.
"Mereka kan sekarang lagi banyak dapat WK migas baru, keberatan atau tidak nanti kalau diberi Saka. Ini kan sama aja mendapat tambahan WK baru, 2018 saja Pertamina sudah dapat 8 WK baru. Jadi lihat juga kesanggupan dari sisi Pertamina dari sisi pengelolaan finansial ini makanya lagi dikaji. Masih terbuka luas opsinya," terang Rachmat.
Dengan begitu, menurut hematnya, keputusan terkait Saka Energi tersebut tidak akan terjadi di tahun ini. Ia memprediksi, mungkin di tahun depan.
Dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada September lalu, Direktur Teknologi dan Infrastruktur PT PGN Tbk (PGAS) Dilo Seno Widagdo mengatakan, PT Saka Energi Indonesia (Saka) sampai saat ini statusnya masih merupakan anak usaha dari PGN.
"Saka masih anak usaha PGN, kemarin juga Saka tetap beraktivitas, malah memberikan nuansa postif untuk dunia upstream Indonesia," ujar Dilo kepada media saat dijumpai usai melakukan RUPSLB PGN di Jakarta, Senin (10/9/2018).
Lebih lanjut, Dilo mengatakan, kinerja Saka menunjukkan pertumbuhan yang baik, apalagi dengan adanya penemuan di Tambang Boyo, ini baik buat PGN dan Pertamina.
"Jadi, perencanaan kami, SAKA sebagai yang fokus kerjanya adalah upstream bisa masuk ke lingkungan yang fokus di upstream. Tapi untuk saat ini kami tegaskan Saka masih jadi bagian PGN. Kami harapkan, dari tahun ke tahun Saka bisa lebih baik lagi," pungkasnya.
Dengan bakal meleburnya PT PGN Tbk dan Pertagas menjadi sub holding gas, isu yang menjadi pertanyaan apakah anak usaha PGN yang bergerak di sektor hulu migas, yakni PT Saka Energi Indonesia, akan tetap berada di bawah perusahaan.
(gus) Next Article Bos Baru PGN Batasi Saka untuk Eksplorasi Lapangan Baru
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menuturkan, pertimbangannya adalah apakah mau diakuisisi (Pertamina) atau dijual keluar. "Kan kami lagi lihat trennya kalau dijual keluar bagaimana, berapa persen yang akan dilepas, lalu kalau diakuisisi Pertamina bagaimana. Kami juga melihat kalau diakuisisi Pertamina," ujar Rachmat kepada media ketika dijumpai di Jakarta, Rabu (17/10/2018).
"Mereka kan sekarang lagi banyak dapat WK migas baru, keberatan atau tidak nanti kalau diberi Saka. Ini kan sama aja mendapat tambahan WK baru, 2018 saja Pertamina sudah dapat 8 WK baru. Jadi lihat juga kesanggupan dari sisi Pertamina dari sisi pengelolaan finansial ini makanya lagi dikaji. Masih terbuka luas opsinya," terang Rachmat.
Dengan begitu, menurut hematnya, keputusan terkait Saka Energi tersebut tidak akan terjadi di tahun ini. Ia memprediksi, mungkin di tahun depan.
Dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada September lalu, Direktur Teknologi dan Infrastruktur PT PGN Tbk (PGAS) Dilo Seno Widagdo mengatakan, PT Saka Energi Indonesia (Saka) sampai saat ini statusnya masih merupakan anak usaha dari PGN.
"Saka masih anak usaha PGN, kemarin juga Saka tetap beraktivitas, malah memberikan nuansa postif untuk dunia upstream Indonesia," ujar Dilo kepada media saat dijumpai usai melakukan RUPSLB PGN di Jakarta, Senin (10/9/2018).
Lebih lanjut, Dilo mengatakan, kinerja Saka menunjukkan pertumbuhan yang baik, apalagi dengan adanya penemuan di Tambang Boyo, ini baik buat PGN dan Pertamina.
"Jadi, perencanaan kami, SAKA sebagai yang fokus kerjanya adalah upstream bisa masuk ke lingkungan yang fokus di upstream. Tapi untuk saat ini kami tegaskan Saka masih jadi bagian PGN. Kami harapkan, dari tahun ke tahun Saka bisa lebih baik lagi," pungkasnya.
Dengan bakal meleburnya PT PGN Tbk dan Pertagas menjadi sub holding gas, isu yang menjadi pertanyaan apakah anak usaha PGN yang bergerak di sektor hulu migas, yakni PT Saka Energi Indonesia, akan tetap berada di bawah perusahaan.
(gus) Next Article Bos Baru PGN Batasi Saka untuk Eksplorasi Lapangan Baru
Most Popular