
Internasional
China Obral Obligasi AS, Strategi Hadapi Perang Dagang?
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 October 2018 09:56

Jakarta, CNBC Indonesia - China memangkas kepemilikan obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) sebesar US$6 miliar atau setara Rp 91,2 triliun (asumsi US$1 = Rp 15.200), yang membuat kepemilikan China pada surat utang ini mencapai level terendah sejak Juni 2017.
China memegang surat utang pemerintah AS sebesar US$1.165 triliun, turun dibandingkan July yang mencapai US$1.171 triliun, menurut data pemerintah AS. Ini merupakan penurunan kepemilikan dalam tiga bulan terakhir setelah setahun sebelumnya mencapai rekor tertinggi US$1,2 triliun.
Pelaku pasar obligasi bertanya-tanya akan ini pengurangan ini sengaja dilakukan sebagai strategi perang dagang dengan AS, tetapi para pelaku pasar tidak yakin bahwa pengurangan itu cukup memberi dampak yang signifikan. Melansir CNBC International, pengurangan itu juga dilakukan bertepatan dengan saat volatilitas mata uang terjadi pada musim panas lalu.
"Kenyataan yang Anda lihat mengenai penurunan kepemilikan itu tidak mengejutkan," kata Jon Hill, pakar harga AS di BMO. Dia mengatakan kepemilikan China atas surat utang pemerintah AS sekarang ini adalah yang terendah sejak Juni 2017, yang berada di kisaran US$1,147 triliun."
China adalah pemegang surat utang pemerintah AS terbesar kemudian diikuti Jepang. Kedua memang mengurangi kepemilikannya di Agustus lalu. Kepemilikan Jepang turun menjadi US$1,030 triliun dari US$1,036 triliun pada bulan Juli.
"Ini sesuatu yang banyak diperhatikan, menyangkut kepentingan bagi pasar," kata Hill. "Saya ragu untuk membuat perbandingan langsung ke 2015 dan 2016, penurunan telah jauh lebih moderat dan jauh lebih lambat daripada yang kita lihat di periode sebelumnya." Tambahnya.
Pada bulan Juli, kepemilikan surat utang, nota, dan obligasi pemerintah AS turun ke rekor enam bulan terendah yaitu US$1,171 triliun, dari US$1,178 triliun pada bulan Juni
"Pasar surat utang AS berkembang ketika pemerintah mengeluarkan surat utang AS tambahan sehingga pembeli asing masih menjadi peserta yang signifikan, tetapi secara keseluruhan dalam arti relatif, pangsa mereka dari pasar obligasi AS telah menurun selama beberapa tahun. Ini hanya konfirmasi untuk hal itu," kata Boris Rjavinksi, ahli strategi harga di Wells Fargo.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Perang Dagang Memanas, China Lepas Obligasi AS
China memegang surat utang pemerintah AS sebesar US$1.165 triliun, turun dibandingkan July yang mencapai US$1.171 triliun, menurut data pemerintah AS. Ini merupakan penurunan kepemilikan dalam tiga bulan terakhir setelah setahun sebelumnya mencapai rekor tertinggi US$1,2 triliun.
Pelaku pasar obligasi bertanya-tanya akan ini pengurangan ini sengaja dilakukan sebagai strategi perang dagang dengan AS, tetapi para pelaku pasar tidak yakin bahwa pengurangan itu cukup memberi dampak yang signifikan. Melansir CNBC International, pengurangan itu juga dilakukan bertepatan dengan saat volatilitas mata uang terjadi pada musim panas lalu.
"Ini sesuatu yang banyak diperhatikan, menyangkut kepentingan bagi pasar," kata Hill. "Saya ragu untuk membuat perbandingan langsung ke 2015 dan 2016, penurunan telah jauh lebih moderat dan jauh lebih lambat daripada yang kita lihat di periode sebelumnya." Tambahnya.
Pada bulan Juli, kepemilikan surat utang, nota, dan obligasi pemerintah AS turun ke rekor enam bulan terendah yaitu US$1,171 triliun, dari US$1,178 triliun pada bulan Juni
"Pasar surat utang AS berkembang ketika pemerintah mengeluarkan surat utang AS tambahan sehingga pembeli asing masih menjadi peserta yang signifikan, tetapi secara keseluruhan dalam arti relatif, pangsa mereka dari pasar obligasi AS telah menurun selama beberapa tahun. Ini hanya konfirmasi untuk hal itu," kata Boris Rjavinksi, ahli strategi harga di Wells Fargo.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Perang Dagang Memanas, China Lepas Obligasi AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular