
Bisnis PlayStation Bakal Bikin Saham SONY Meroket
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
15 October 2018 17:04

Tokyo, CNBC Indonesia - Saham raksasa teknologi asal Jepang, Sony, diproyeksikan bakal meroket. Semua tidak lepas dari cuan dari penjualan PlayStation yang dapat membantu mengerek pendapatan perseroan.
Pada Jumat (12/10/2018), Nomura menaikkan target harga untuk saham Sony menjadi 8.000 yen Jepang (US $ 71,43). Hal itu menandai kenaikan lebih dari 27 persen dari harga pembukaan pada Senin.
Bulan lalu, Credit Suisse meningkatkan prospek terhadap saham dari "neutral" menjadi "outperform". Menurut data dari Reuters, target harga rata-rata dari analis pada saham Sony adalah 7.730,50 yen, yang jika direalisasikan, akan menunjukkan peningkatan 23,7 persen.
Saham Sony meningkat dengan cepat, sesuai harapan. Hanya dalam tiga bulan, target harga rata-rata untuk saham di kalangan analis adalah 6.587,27 yen. Saham Sony sudah naik lebih dari 22 persen sejauh ini.
Analis Nomura Yu Okazaki mengatakan model bisnis Sony sedang berganti untuk fokus pada konten. Hal itu sejalan dengan rilis PlayStation 4 terbaru, yaitu "Spider-Man" dan film "Venom".
"Kinerja yang kuat di bidang yang terkait konten ini berart bahwa penghasilan jangka pendek mungkin lebih baik dari yang kami harapkan sebelumnya," kata Okazaki dalam catatannya seperti dilansir CNBC International.
Ia menambahkan dolar yang relatif kuat telah menjadi "perhatian" bagi produsen perangkat keras seperti Sony. Akan tetapi, kemungkinan perusahaan akan mempertahankan pertumbuhan dengan tetap berpegang pada strategi yang bernilai tinggi.
Bisnis game yang menyumbang lebih dari 24 persen dari total pendapatan perusahaan atau tumbuh 35,6 persen dari tahun ke tahun. Sony juga telah melihat pertumbuhan dalam bisnis sensor gambar, yang dijual ke pembuat ponsel pintar untuk model kamera di dalam handset.
Analis yang disurvei oleh Reuters memproyeksikan Sony akan membukukan laba operasi 794,71 miliar yen, melampaui rekor 729,9 miliar yen yang dilaporkan pada tahun fiskal terakhir.
Namun, ada beberapa risiko pada bisnis. Pelambatan di pasar smartphone dapat menghambat permintaan komponen yang dibuat Sony, seperti sensor gambar dan meningkatnya persaingan dalam kategori lain dapat membebani saham.
"Sony menghadapi persaingan yang ketat di setiap lini produknya termasuk televisi, platform game dan smartphone juga layanan di seluruh dunia. Kegagalan membuat produk baru yang sinkron dengan permintaan pelanggan dapat mengurangi penjualan produk perusahaan," kata Zack's Investment Research.
(miq/miq) Next Article Yen Menguat, Bursa Saham Tokyo Ditutup Anjlok 1,33%
Pada Jumat (12/10/2018), Nomura menaikkan target harga untuk saham Sony menjadi 8.000 yen Jepang (US $ 71,43). Hal itu menandai kenaikan lebih dari 27 persen dari harga pembukaan pada Senin.
Bulan lalu, Credit Suisse meningkatkan prospek terhadap saham dari "neutral" menjadi "outperform". Menurut data dari Reuters, target harga rata-rata dari analis pada saham Sony adalah 7.730,50 yen, yang jika direalisasikan, akan menunjukkan peningkatan 23,7 persen.
Analis Nomura Yu Okazaki mengatakan model bisnis Sony sedang berganti untuk fokus pada konten. Hal itu sejalan dengan rilis PlayStation 4 terbaru, yaitu "Spider-Man" dan film "Venom".
"Kinerja yang kuat di bidang yang terkait konten ini berart bahwa penghasilan jangka pendek mungkin lebih baik dari yang kami harapkan sebelumnya," kata Okazaki dalam catatannya seperti dilansir CNBC International.
Ia menambahkan dolar yang relatif kuat telah menjadi "perhatian" bagi produsen perangkat keras seperti Sony. Akan tetapi, kemungkinan perusahaan akan mempertahankan pertumbuhan dengan tetap berpegang pada strategi yang bernilai tinggi.
Bisnis game yang menyumbang lebih dari 24 persen dari total pendapatan perusahaan atau tumbuh 35,6 persen dari tahun ke tahun. Sony juga telah melihat pertumbuhan dalam bisnis sensor gambar, yang dijual ke pembuat ponsel pintar untuk model kamera di dalam handset.
Analis yang disurvei oleh Reuters memproyeksikan Sony akan membukukan laba operasi 794,71 miliar yen, melampaui rekor 729,9 miliar yen yang dilaporkan pada tahun fiskal terakhir.
Namun, ada beberapa risiko pada bisnis. Pelambatan di pasar smartphone dapat menghambat permintaan komponen yang dibuat Sony, seperti sensor gambar dan meningkatnya persaingan dalam kategori lain dapat membebani saham.
"Sony menghadapi persaingan yang ketat di setiap lini produknya termasuk televisi, platform game dan smartphone juga layanan di seluruh dunia. Kegagalan membuat produk baru yang sinkron dengan permintaan pelanggan dapat mengurangi penjualan produk perusahaan," kata Zack's Investment Research.
(miq/miq) Next Article Yen Menguat, Bursa Saham Tokyo Ditutup Anjlok 1,33%
Most Popular