Neraca Dagang Surplus, Apakah CAD kuartal III-2018 Membaik?

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
15 October 2018 17:34
Defisit Jasa dan Pendapatan Primer Masih Mengancam
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Andai memproyeksi neraca jasa dan pendapatan primer di kuartal III ini, kita dapat menggunakan beberapa indikator.
 
Dari sisi neraca jasa, Bank Indonesia (BI) menggunakan indikator diantaranya biaya pengiriman (freight). Untuk menghitung indikator ini, sulit mencari sumber angka yang valid. Namun, kita dapat menggunakan data dari pertumbuhan ekspor dan impor.
 
Ketika dua variabel tersebut tumbuh tinggi, tentu berimbas kepada biaya pengiriman. Per September, ekspor tumbuh 1,7% Year-on-Year (YoY) dan impor sebesar 14,18% (YoY).  Sementara selama periode Juli-September 2018, rata-rata pertumbuhan ekspor sebesar mencapai 8,39% YoY dan impor sebesar 25,32% (YoY).
 


Jika dibandingkan periode yang sama tahun 2017, memang pertumbuhan jauh lebih lambat. Namun, potensi defisit yang cukup dalam masih besar seiring pertumbuhan impor dan ekspor yang masih tinggi.
 
Sementara dari sisi pendapatan primer, indikator yang bisa digunakan salah satunya yaitu bunga pinjaman luar negeri pemerintah. Data dari Bank Indonesia per Juli 2018, jumlah utang dibayar pemerintah mencapai US$ 778 juta atau tertinggi pada 2018.
 

Gambaran data ini memperlihatkan ancaman defisit transaksi berjalan di kuartal III-2018. Terlebih dari sisi neraca perdagangan barang saja kita sudah defisit hingga US$ 2,75 miliar.
 
Bahkan Bahana sekuritas memprediksi, defisit pada periode tersebut mencapai US$ 9 miliar atau sekitar 3,2-3,6% dari PDB.
 

NEXT 

 


(alf/dru)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular