RI Masih Unggul Lawan India Soal Perdagangan

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
15 October 2018 13:47
Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis neraca perdagangan RI periode September 2018.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis neraca perdagangan RI periode September 2018.

Hasilnya, neraca dagang RI di bulan lalu mencatatkan surplus US$ 0,23 miliar (US$ 227 juta), dengan ekspor tercatat senilai US$ 14,828 miliar dan impor senilai US$ 14,601 miliar.

Adapun sepanjang Januari-September tahun ini, Indonesia masih mencatatkan defisit perdagangan senilai US$ 3,78 miliar.

RI Masih Unggul Lawan India Soal PerdaganganFoto: Ilustrasi Ratusan mobil ekspor terparkir di Tanjung Priok Car Terminal, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)


Jika menilik performa perdagangan RI dengan partner dagang lainnya, sepanjang tahun ini Indonesia mencatatkan surplus non-migas terbesar dengan India yang mencapai US$ 6,43 miliar.

"Nilai ini sebenarnya masih lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana surplus perdagangan kita dengan India mencapai US$ 7,56 miliar," ujar Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti di kantornya, Senin (15/10/2018).

Adapun surplus non-migas terbesar lainnya di tahun ini dicatatkan dengan AS senilai US$ 6,34 miliar dan Belanda senilai US$ 2,03 miliar.

Sementara itu, defisit non-migas terparah sepanjang tahun ini dialami RI dalam perdagangan dengan China. Tercatat, hingga September tahun ini defisit Indonesia dengan Negeri Tirai Bambu telah mencapai US$ 13,96 miliar.

"Terlihat defisit kita dengan China semakin melebar dibanding periode yang sama di tahun lalu senilai US$ 10,20 miliar," kata Yunita.

Defisit non-migas RI yang terparah di tahun ini juga dialami dalam perdagangan dengan Thailand mencapai US$ 3,81 miliar dan dengan Australia mencapai US$ 2,12 miliar.

(dru) Next Article BPS: Ekspor Desember 2018 Turun 4,62%, Impor Tumbuh 1,16%

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular