Analis: Surplus Neraca Dagang Berhasil Angkat IHSG
15 October 2018 12:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini sempat tertekan akibat pelemahan rupiah ke ke Rp 15.240/US$. Namun, surplus neraca dagang menyelamatkan IHSG.
Analis BNI Sekuritas William Siregar mengatakan surplus neraca perdagangan dalam negeri secara year on year (yoy) di September lalu menjadi penguat indeks ke zona hijau setelah turun hingga 0,28% dari posisi penutupan akhir minggu lalu.
"Surplus sedikit, saya rasa positif ke market," kata William kepada CNBC Indonesia, Senin (15/10).
Menurut dia, dengan ada kabar baik dari neraca perdagangan ini akan menjadi dongkrak bagi indeks untuk bisa bertahan di zona hijau hingga akhir sesi perdagangan.
"Kami lihat potensi bertahan di area hijau masih ada sampai sesi closing trading," imbuh dia.
Meski demikian, dia menilai kondisi rupiah yang kembali menyentuh titik terendahnya lebih mendominasi dari pelemahan indeks. Pada pukul 11.00 WIB siang ini, rupiah sempat menyentuh posisi Rp 15.240/US$.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan hasil ekspor-impor serta neraca perdagangan periode September 2018.
Ekspor September 2018 mencapai US$ 14,83 miliar atau tumbuh 1,7% (year on year). Sementara impor mencapai US$ 14,60 miliar atau tumbuh 14,18% (year on year). Hal ini menyebabkan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 230 juta.
Agustus kemarin defisit neraca perdagangan mencapai US$ 1,02 miliar.
(roy)
Analis BNI Sekuritas William Siregar mengatakan surplus neraca perdagangan dalam negeri secara year on year (yoy) di September lalu menjadi penguat indeks ke zona hijau setelah turun hingga 0,28% dari posisi penutupan akhir minggu lalu.
Menurut dia, dengan ada kabar baik dari neraca perdagangan ini akan menjadi dongkrak bagi indeks untuk bisa bertahan di zona hijau hingga akhir sesi perdagangan.
"Kami lihat potensi bertahan di area hijau masih ada sampai sesi closing trading," imbuh dia.
Meski demikian, dia menilai kondisi rupiah yang kembali menyentuh titik terendahnya lebih mendominasi dari pelemahan indeks. Pada pukul 11.00 WIB siang ini, rupiah sempat menyentuh posisi Rp 15.240/US$.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan hasil ekspor-impor serta neraca perdagangan periode September 2018.
Ekspor September 2018 mencapai US$ 14,83 miliar atau tumbuh 1,7% (year on year). Sementara impor mencapai US$ 14,60 miliar atau tumbuh 14,18% (year on year). Hal ini menyebabkan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 230 juta.
Agustus kemarin defisit neraca perdagangan mencapai US$ 1,02 miliar.
Artikel Selanjutnya
Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%
(roy)