Diselamatkan Harga Minyak Kedelai, Harga CPO Rebound

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
12 October 2018 13:24
Harga CPO kontrak Desember di Malaysia menguat 0,74% ke level MYR 2.187/ton pada perdagangan hari ini Kamis (11/10/2018) hingga pukul 11.30 WIB.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak Desember di Bursa Derivatif Malaysia bergerak menguat 0,74% ke level MYR 2.187/ton pada perdagangan hari ini Jumat (12/10/2018) hingga pukul 11.30 WIB.

Harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini mampu rebound, pasca melemah secara 2 hari berturut-turut sebelumnya. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga CPO bahkan terkoreksi sebesar 1% lebih.



Kemarin, harga CPO terpukul oleh pasar keuangan Asia yang sedang bergejolak hari ini. Hingga penutupan perdagangan, indeks Hang Seng turun 3,54%, Shanghai amblas 5,22% dan Nikkei 225 terkoreksi 3,89% dan Straits Times Index minus 2,69%.

Bursa saham Benua Kuning yang "kebakaran" lantas menjadi persepsi yang dapat mengancam keyakinan bisnis dan investasi secara global. Akibatnya, pelaku pasar juga menunda berinvestasi di komoditas CPO pada hari ini.

BACA: Bursa Saham Berguguran, Harga CPO Anjlok 1% Lebih

Kemudian, harga CPO juga dipengaruhi oleh kejatuhan harga minyak dunia ke level terendahnya nyaris dalam 3 pekan terakhir pada perdagangan kemarin.

Penurunan harga minyak dunia memang cenderung menekan harga CPO. Biofuel merupakan salah satu substitusi utama bagi bahan bakar minyak (BBM). Saat harga minyak dunia anjlok, produksi biofuel menjadi kurang ekonomis. Hal ini lantas menjadi sentimen menurunnyapermintaan CPO sebagai bahan baku biofuel.

Meski demikian, hari ini harga CPO mendapat suntikan energi dari reboundnya harga minyak nabati lainnya. Harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT) menguat 0,28% pada perdagangan overnight. Harga komoditas agrikultur unggulan Amerika Serikat (AS) ini lantas memutus pelemahan 2 hari berturut-turut sebelumnya.

Harga minyak kedelai di AS mendapatkan sentimen positif dari Departemen Pertanian AS yang secara mengejutkan memangkas proyeksi produksi minyak kedelai domestik di bulan September. Alasannya, terjadi penurunan luasan panen di sentra produksi macam Illinois dan Minnesota.

Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai naik, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut menguat.

Di sisi lain, ada sentimen yang menahan penguatan harga CPO, yakni penguatan Ringgit Malaysia. Hingga pukul 13.12 WIB, mata uang Negeri Jiran menguat hingga 0,14%. Apresiasi ringgit berarti harga CPO akan relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang asing. Hal ini lantas menjadi sentimen bahwa permintaan  CPO akan menipis, dan akhirnya menekan harga.  

(TIM RISET CNBC INDONESIA)

(RHG/gus) Next Article 4 Hari Melemah, Harga CPO Mulai Naik Kembali

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular