Minim Katalis, Bursa Saham Eropa Dibuka Stagnan
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
09 October 2018 15:23
London, CNBC Indoensia - Bursa saham utama Eropa dibuka dengan sedikit kenaikan, Selasa (9/10/2018) di mana rata-rata menguat sekitar 0,1% pada pembukaan.
Dalam perdagangan awal, indeks acuan FTSE 100 dari saham-saham bluechip di London bertengger pada level 7.242,57 poin, DAX 30 di Frankfurt pada 11.963,63 poin dan Paris CAC 40 di 5.304,11.
Pada Senin, sebagian besar saham global jatuh karena kekhawatiran tentang China dan Italia atas kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS)
yang tiba-tiba pekan lalu.
Penurunan itu mengikuti penurunan secara luas di bursa utama Asia, setelah bank sentral China (PBoC) menurunkan Giro Wajib Minimum
sebesar 100 basis poin sebagai stimulus bagi perekonomian domestik.
Dengan kebijakan ini, diperkirakan menambah likuiditas perbankan sebesar CNY 750 miliar dan ketika berputar di sistem perekonomian
nilainya bertambah menjadi CNY 1,2 triliun. Likuiditas yuan yang membanjir membuat mata uang ini melemah dan memuluskan jalan bagi dolar AS untuk semakin menguat.
Selain itu, Pelaku pasar cemas karena Italia pernah mengalami krisis fiskal pada 2009-2010. Krisis ini menjadi sentimen negatif sehingga melemahkan pasar keuangan global.
Investor takut hal serupa terulang saat Italia ingin defisit anggaran yang besar, artinya utang pemerintah Negeri Pizza akan semakin
menumpuk. Pada akhir 2017, utang pemerintah Italia masih sangat besar yaitu mencapai 131,8% PDB.
Fed menaikkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 2% - 2,25%. Banyak analis dan ekonom meramal akan ada kenaikan suku bunga lagi di Desember dan sebagian pelaku pasar sudah menaikkan harga lainnya.
Ditanya tentang pertemuan kebijakan bulan Desember, Bullard, anggota komite kebijakan Federal Reserve yang dikenal sebagai dovish, mengatakan itu sangat tergantung data.
"Itu akan tergantung pada data yang masuk. Semuanya terlihat baik hari ini, saya akan mengatakan. Tetapi Anda tidak pernah tahu sampai Anda benar-benar sampai ke pertemuan."
(hps) Next Article Tunggu Hasil Perundingan Dagang, Bursa Saham Eropa Flat
Dalam perdagangan awal, indeks acuan FTSE 100 dari saham-saham bluechip di London bertengger pada level 7.242,57 poin, DAX 30 di Frankfurt pada 11.963,63 poin dan Paris CAC 40 di 5.304,11.
Pada Senin, sebagian besar saham global jatuh karena kekhawatiran tentang China dan Italia atas kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS)
yang tiba-tiba pekan lalu.
sebesar 100 basis poin sebagai stimulus bagi perekonomian domestik.
Dengan kebijakan ini, diperkirakan menambah likuiditas perbankan sebesar CNY 750 miliar dan ketika berputar di sistem perekonomian
nilainya bertambah menjadi CNY 1,2 triliun. Likuiditas yuan yang membanjir membuat mata uang ini melemah dan memuluskan jalan bagi dolar AS untuk semakin menguat.
Selain itu, Pelaku pasar cemas karena Italia pernah mengalami krisis fiskal pada 2009-2010. Krisis ini menjadi sentimen negatif sehingga melemahkan pasar keuangan global.
Investor takut hal serupa terulang saat Italia ingin defisit anggaran yang besar, artinya utang pemerintah Negeri Pizza akan semakin
menumpuk. Pada akhir 2017, utang pemerintah Italia masih sangat besar yaitu mencapai 131,8% PDB.
Fed menaikkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 2% - 2,25%. Banyak analis dan ekonom meramal akan ada kenaikan suku bunga lagi di Desember dan sebagian pelaku pasar sudah menaikkan harga lainnya.
Ditanya tentang pertemuan kebijakan bulan Desember, Bullard, anggota komite kebijakan Federal Reserve yang dikenal sebagai dovish, mengatakan itu sangat tergantung data.
"Itu akan tergantung pada data yang masuk. Semuanya terlihat baik hari ini, saya akan mengatakan. Tetapi Anda tidak pernah tahu sampai Anda benar-benar sampai ke pertemuan."
(hps) Next Article Tunggu Hasil Perundingan Dagang, Bursa Saham Eropa Flat
Most Popular