Rupiah Bergejolak, Lelang Obligasi Berpotensi Kurang Semarak

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
09 October 2018 15:29
Meskipun demikian, prediksi tersebut masih lebih tinggi daripada rerata minat lelang surat berharga negara (SBN) sejak awal tahun Rp 41,3 triliun.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Lelang yang digelar pemerintah hari ini diprediksi akan memancing permintaan pelaku pasar di kisaran Rp 30 triliun-Rp 50 triliun, lebih sepi dibandingkan permintaan lelang sebelumnya Rp 51,54 triliun. 

Meskipun demikian, prediksi tersebut masih lebih tinggi daripada rerata minat lelang surat berharga negara (SBN) sejak awal tahun Rp 41,3 triliun. 

Analis Fixed Income PT Mirae Asset Sekuritas Dhian Karyantono memprediksi nilai permintaan pelaku pasar dalam lelang akan sekitar Rp 30 triliun-Rp 45 triliun, lebih rendah daripada lelang sebelumnya Rp 51,54 triliun. 

Head of Fixed Income Research PT MNC Sekuritas I Made Adi Saputra memprediksi nilai permintaan akan berkisar pada rentang Rp 35 triliun-Rp 50 triliun.

 
Seri SBNMirae Asset SekuritasMNC Sekuritas
SPN031901105.6% - 5.9%5.56% - 5.65%
SPN121910106.2% - 6.5%6.31% - 6.4%
FR00778.38% - 8.43%8.34% - 8.43%
FR00788.39% - 8.46%8.46% - 8.56%
FR00658.6% - 8.71%8.59% - 8.68%
FR00758.86% - 8.94%8.84% - 8.93%
PermintaanRp 30 triliun-Rp 45 triliunRp 35 triliun-Rp 50 triliun
Sumber: Diolah 

Prediksi turunnya minat lelang tersebut cukup beralasan karena lelang hari ini digelar ketika kondisi pasar kurang kondusif, terutama karena kenaikan tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dan kenaikan nilai tukar dolar AS masih terjadi. 

Tercatat karena dua isu global tersebut, beberapa indikator ekonomi global dan domestik menunjukkan adanya tekanan. 

Dollar Index, posisi dolar AS di depan mata uang utama negara lain, menguat 0,12% menjadi 95,879. Akibatnya, dolar AS menguat di hadapan hampir seluruh mata uang Asia termasuk rupiah, kecuali terhadap yuan dan dolar Australia. 

Rupiah terbukti masih terdepresiasi 0,23% menjadi Rp 15.250 per dolar AS. 

Pasar obligasi juga masih terkoreksi. Tenor acuan 10 tahun masih mengalami koreksi harga dan kenaikan yield hingga 9 bps menjadi 8,52% sore ini. 

Di sisi lain, pasar ekuitas masih berhasil menguat hari ini yaitu 0,22% menjadi 5.772. 

Seiring sejalan, selain karena kondisi pasar investasi yang kurang kondusif, kondisi menjelang lelang biasanya dimanfaatkan pelaku pasar untuk membentuk penurunan harga di pasar. 

Koreksi tersebut dapat mengangkat yield ketika lelang sehingga pemerintah kurang memiliki daya tawar dalam menentukan yield yang akan dilepas kepada pelaku pasar dalam lelang tersebut. 

Dalam lelang rutin tersebut, pemerintah berniat menerbitkan Rp 10 triliun-Rp20 triliun SBN. 

Seri yang dilelang siang ini adalah dua SBN tenor pendek di bawah 1 tahun, yang disebut surat perbendaharaan negara (SPN), serta empat seri obligasi negara yaitu seri FR0077, FR0078, FR0065, dan FR0075. 

Masing-masing obligasi tersebut memiliki tenor 6 tahun, 11 tahun, 15 tahun, 20 tahun. Seri 6 tahun dan 11 tahun juga akan menjadi seri acuan baru tahun depan bagi tenor 5 tahun dan 10 tahun.   

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Nilai Permintaan Lelang Obligasi Diprediksi Rp 40-50 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular