
Pemerintah "Menang Banyak" dalam Lelang Perdana SBSN
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
09 January 2019 12:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Lelang perdana surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) kemarin sukses dan mendapatkan permintaan dari pelaku pasar sebesar Rp 17,81 triliun dan berhasil menerbitkan Rp 8,65 triliun.
Nilai penawaran peserta lelang tersebut masih lebih tinggi daripada rerata lelang sukuk negara sepanjang tahun lalu Rp 12,75 triliun dan lelang SBSN terakhir Rp 11,02 triliun pada 13 November 2018.
Angka penawaran itu juga masih berada pada rentang yang diprediksi pelaku pasar, di mana dari dua analis memprediksi rentang penawaran yang masuk dapat mencapai Rp 15 triliun-Rp 35 triliun.
Hasil Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Sumber: DJPPR Kemenkeu
Nilai penerbitan yang di atas target indikatif Rp 8 triliun menunjukkan tren yang sama seperti tahun lalu, di mana penerbitan SBSN di awal tahun cukup tinggi.
Tingginya penerbitan di awal tahun itu yang ditunjukkan dari tiga lelang pertama yaitu dengan penerbitan berturut-turut Rp 13 triliun, Rp 8,63 triliun, dan Rp 10,07 triliun.
Penerbitan awal tahun yang tinggi tersebut turut menunjukkan realisasi strategi penerbitan besar di awal (front loading) pemerintah dalam penerbitan surat berharga negara (SBN), meskipun tahun ini penerbitan SBSN dalam lelang perdana tidak sebesar tahun lalu.
Dalam lelang kemarin, seri baru PBS022 yang menjadi penerbitan baru hanya mendapatkan penawaran Rp 326 miliar dalam lelang kemarin dan tidak ada yang dipenuhi oleh pemerintah.
Seri lain yaitu SPN-S 01052019 berhasil diterbitkan Rp 2 triliun, PBS014 Rp 1,8 triliun, PBS019 Rp 4,45 triliun, dan PBS021 Rp 405 miliar.
Dari sisi rerata yield tertimbang yang dimenangkan pemerintah, ternyata ada dua seri yang masih lebih rendah daripada prediksi pelaku pasar yaitu seri SPN-S 09072019 dan seri PBS019.
Pelaku pasar memprediksi yield wajar lelang SPN-S 09072019 dan PBS019 berada pada 6,53%-6,81% dan 8,09%-8,15%, sedangkan yield realisasi lelangnya 6,44% dan 7,94%.
Kondisi tersebut juga menunjukkan pemerintah masih di atas angin dalam lelang kemarin, ketika positivisme damai dagang China-AS masih mengawal iklim investasi global.
Sumber: Diolah
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Lagi! Minat Investor di Lelang Sukuk Melonjak dan Cetak Rekor
Nilai penawaran peserta lelang tersebut masih lebih tinggi daripada rerata lelang sukuk negara sepanjang tahun lalu Rp 12,75 triliun dan lelang SBSN terakhir Rp 11,02 triliun pada 13 November 2018.
Angka penawaran itu juga masih berada pada rentang yang diprediksi pelaku pasar, di mana dari dua analis memprediksi rentang penawaran yang masuk dapat mencapai Rp 15 triliun-Rp 35 triliun.
8-Jan-19 | SPN-S01052019 | PBS014 | PBS019 | PBS021 | PBS022 |
Jatuh tempo | 9-Jul-19 | 15-May-21 | 15-Sep-23 | 15-Nov-26 | 15-Apr-34 |
Kupon imbal hasil | Diskonto | 6.500% | 8.250% | 8.500% | new issuance |
Yield rerata tertimbang | 6.442% | 7.845% | 7.941% | 8.349% | - |
Penawaran masuk | 8,201 | 3,743 | 5,080 | 461 | 326 |
Kompetitif dimenangkan | 1,000 | 1,800 | 4,282 | 283 | - |
Total dimenangkan | 2,000 | 1,800 | 4,450 | 405 | - |
Persentase dimenangkan | 50.00% | 100.00% | 96.22% | 69.88% | - |
Target indikatif | 8,000 | ||||
Total penawaran masuk | 17,811 | ||||
Penerbitan | 8,655 |
Nilai penerbitan yang di atas target indikatif Rp 8 triliun menunjukkan tren yang sama seperti tahun lalu, di mana penerbitan SBSN di awal tahun cukup tinggi.
Tingginya penerbitan di awal tahun itu yang ditunjukkan dari tiga lelang pertama yaitu dengan penerbitan berturut-turut Rp 13 triliun, Rp 8,63 triliun, dan Rp 10,07 triliun.
Penerbitan awal tahun yang tinggi tersebut turut menunjukkan realisasi strategi penerbitan besar di awal (front loading) pemerintah dalam penerbitan surat berharga negara (SBN), meskipun tahun ini penerbitan SBSN dalam lelang perdana tidak sebesar tahun lalu.
Dalam lelang kemarin, seri baru PBS022 yang menjadi penerbitan baru hanya mendapatkan penawaran Rp 326 miliar dalam lelang kemarin dan tidak ada yang dipenuhi oleh pemerintah.
Seri lain yaitu SPN-S 01052019 berhasil diterbitkan Rp 2 triliun, PBS014 Rp 1,8 triliun, PBS019 Rp 4,45 triliun, dan PBS021 Rp 405 miliar.
Dari sisi rerata yield tertimbang yang dimenangkan pemerintah, ternyata ada dua seri yang masih lebih rendah daripada prediksi pelaku pasar yaitu seri SPN-S 09072019 dan seri PBS019.
Pelaku pasar memprediksi yield wajar lelang SPN-S 09072019 dan PBS019 berada pada 6,53%-6,81% dan 8,09%-8,15%, sedangkan yield realisasi lelangnya 6,44% dan 7,94%.
Kondisi tersebut juga menunjukkan pemerintah masih di atas angin dalam lelang kemarin, ketika positivisme damai dagang China-AS masih mengawal iklim investasi global.
Seri SBSN 8 Jan '19 | Mirae Asset Sekuritas | MNC Sekuritas | Realisasi Lelang |
SPN-S 09072019 | 6.53125% - 6.65625% | 6.71875% - 6.81250% | 6.442% |
PBS014 | 7.8125% - 7.875% | 7.75% - 7.84375% | 7.845% |
PBS019 | 8.09375% - 8.15625% | 8.09375% - 8.1875% | 7.941% |
PBS021 | 8.3125% - 8.4375% | 8.21875% - 8.3125% | 8.349% |
PBS022 | 8.53125% - 8.625% | 8.40625% - 8.5% | - |
Permintaan | Rp 15 triliun-Rp 25 triliun | Rp 25 triliun-Rp 35 triliun | Rp 17,811 bio |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Lagi! Minat Investor di Lelang Sukuk Melonjak dan Cetak Rekor
Most Popular