
Lelang Sukses, Pemerintah Terbitkan Lagi Obligasi Rp 6 T
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
06 November 2018 17:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Sukses menerbitkan surat berharga negara (SBN) dalam lelang rutin senilai Rp 20 triliun, ternyata pemerintah juga menerbitkan Rp 6 triliun melalui penawaran terbatas (private placement) hari ini.
Pemerintah menerbitkan SBN berbentuk konvensional maupun yang berprinsip syariah senilai total Rp 6 triliun dalam private placement hari ini.
Dalam rilis Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) hari ini (6/11/18) menunjukkan pemerintah menerbitkan SBN konvensional seri FR0061 yang jatuh tempo 2022 berkupon 7%.
FR0061 senilai Rp 3 triliun tersebut diterbitkan pada tingkat imbal hasil (yield) 8,12%.
Dalam rilis terpisah, DJPPR juga menyatakan baru menerbitkan SBN berprinsip syariah yaitu surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) seri sukuk berbasis proyek (project based sukuk/PBS) senilai Rp 3 triliun.
PBS seri 002 dan PBS-019 diterbitkan masing-masing Rp 1 triliun dengan yield 8,3% dan Rp 2 triliun dengan yield 8,57%.
PBS-002 memiliki jatuh tempo 2022 dan berkupon 5,45% per tahun, sedangkan PBS-019 memiliki waktu jatuh tempo pada 2023 dan berkupon 8,25%.
Penerbitan melalui private placement tersebut mengindikasikan pemerintah memanfaatkan momentum positif dalam lelang yang tergolong sukses karena permintaan pelaku pasar yang membludak.
Di tahun 2018, pemerintah memiliki target penerbitan kotor (gross issuance) Rp 846,4 triliun di mana hingga akhir kuartal III-2018 telah diraih Rp 451,75 triliun dari lelang.
Pada kuartal IV-2018 pemerintah mentargetkan penerbitan Rp 142,72 triliun dari enam kali lelang SBN konvensional dan enam kali lelang SBSN.
Dalam lelang rutin hari ini, pemerintah mendapatkan permintaan dari peserta lelang dalam jumlah yang fantastis, yaitu Rp 59,4 triliun.
Nilai tersebut lebih tinggi daripada prediksi pelaku pasar surat berharga negara (SBN) Rp 40 triliun-Rp 55 triliun, dari permintaan dalam lelang terakhir Rp 47,55 triliun, dan lebih tinggi daripada rerata permintaan lelang sejak awal tahun Rp 41,6 triliun.
Angka permintaan tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak Januari 2018, ketika permintaan dalam lelang mencapai Rp 72,46 triliun.
Lelang berikutnya akan dilakukan untuk SBSN dengan target Rp 4 triliun dengan menawarkan dua surat perbendaharaan negara (SPN) syariah dan empat seri PBS. Lelang tersebut akan digelar pada Selasa pekan depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article Lagi! Minat Investor di Lelang Sukuk Melonjak dan Cetak Rekor
Pemerintah menerbitkan SBN berbentuk konvensional maupun yang berprinsip syariah senilai total Rp 6 triliun dalam private placement hari ini.
Dalam rilis Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) hari ini (6/11/18) menunjukkan pemerintah menerbitkan SBN konvensional seri FR0061 yang jatuh tempo 2022 berkupon 7%.
Dalam rilis terpisah, DJPPR juga menyatakan baru menerbitkan SBN berprinsip syariah yaitu surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) seri sukuk berbasis proyek (project based sukuk/PBS) senilai Rp 3 triliun.
PBS seri 002 dan PBS-019 diterbitkan masing-masing Rp 1 triliun dengan yield 8,3% dan Rp 2 triliun dengan yield 8,57%.
PBS-002 memiliki jatuh tempo 2022 dan berkupon 5,45% per tahun, sedangkan PBS-019 memiliki waktu jatuh tempo pada 2023 dan berkupon 8,25%.
Penerbitan melalui private placement tersebut mengindikasikan pemerintah memanfaatkan momentum positif dalam lelang yang tergolong sukses karena permintaan pelaku pasar yang membludak.
Di tahun 2018, pemerintah memiliki target penerbitan kotor (gross issuance) Rp 846,4 triliun di mana hingga akhir kuartal III-2018 telah diraih Rp 451,75 triliun dari lelang.
Pada kuartal IV-2018 pemerintah mentargetkan penerbitan Rp 142,72 triliun dari enam kali lelang SBN konvensional dan enam kali lelang SBSN.
Dalam lelang rutin hari ini, pemerintah mendapatkan permintaan dari peserta lelang dalam jumlah yang fantastis, yaitu Rp 59,4 triliun.
Nilai tersebut lebih tinggi daripada prediksi pelaku pasar surat berharga negara (SBN) Rp 40 triliun-Rp 55 triliun, dari permintaan dalam lelang terakhir Rp 47,55 triliun, dan lebih tinggi daripada rerata permintaan lelang sejak awal tahun Rp 41,6 triliun.
Angka permintaan tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak Januari 2018, ketika permintaan dalam lelang mencapai Rp 72,46 triliun.
Lelang berikutnya akan dilakukan untuk SBSN dengan target Rp 4 triliun dengan menawarkan dua surat perbendaharaan negara (SPN) syariah dan empat seri PBS. Lelang tersebut akan digelar pada Selasa pekan depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article Lagi! Minat Investor di Lelang Sukuk Melonjak dan Cetak Rekor
Most Popular