
Buka Rekening Saham Bisa Pakai Tanda Tangan Digital
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
08 October 2018 11:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bahwa tingkat literasi dan keikutsertaan masyarakat akan industri keuangan khususnya pasar modal di Indonesia masih rendah.
Data BEI menyebut, bahwa dari 670 ribu jumlah investor Indonesia, sekitar 280 ribu diantaranya berasal dari pegawai atau karyawan. Sedangkan sisanya yakni 120 ribu berasal dari kalangan mahasiswa dan lain-lain.
Untuk menumbuhkan jumlah investor di tanah air, BEI dan OJK berencana untuk menambah jumlah investor khususnya dari dalam negeri dengan menerapkan tanda tangan digital atau digital signature sebagai satu langkah kemudahan dalam registrasi perdagangan di pasar modal.
"Digital signature kan sudah diperbolehkan, jadi arahnya akan ke sana untuk mempersingkat proses registrasi ya," ujar Direktur Utama BEI, Inardo Djajadi di Main Hall BEI, Senin (8/10/18).
Sementara itu Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen menambahkan digital signature diharapkan mampu menumbuhkan literasi keuangan para investor dalam negeri yang mampu memberikan likuditas dan daya tahan bagi industri pasar modal kedepannya.
Terutama bagi milenial yang tercatat bahwa 72% dari geenrasi milenial telah dan pernah berinvestasi di pasar modal.
"Jadi ini upaya untuk peningkatan inklusi keuangan dan peraturan yang telah ada saat ini. Sebagai desain kedalaman pasar modal dan salah satu strategi yang akan dilakukan," ujar Hoesen dalam kesempatan yang sama.
"Dalam waktu dekat kami akan adopsikan digital signature yang mungkin akan mengakselerasi pembukaan rekening efek dan rekening dana nasabah (RDN)," tambahnya.
Ia menambahkan, setidaknya ada beberapa langkah lain untuk pemanfaatan teknologi lainnya di dalam inklusi keuangan saat ini.
Diantaranya yakni pengembangan demand site, program infrastruktur hingga perizinan laporan pengawasan dan edukasi yang harus dilakukan OJK dan BEI bagi masyarakat.
"Jadi ini yang diperkirakan dapat meningkatkan investor dalam negeri di pasar modal dan juga melalui media-media massa yang kami harapkan misalnya sebagai sarana edukasi bagi masyarakat," ungkap Hoesen.
BEI juga sedang menyiapkan infrastruktur pengembangan bagi Perusahaan Efek (PE) Daerah untuk berpartisipasi dan menjadikan Anggota Bursa (AB) sebagai pihak yang dapat melakukan transaksi perdagangan efek di wilayahnya masing-masing.
Dalam rangka meningkatkan jumlah investor di berbagai daerah, salah satu pengembangan infrastruktur yang masih dikerjakan yakni pembentukan Perusahaan IT. Dimana target peluncurannya dilakukan pada 2019 mendatang.
Ia menambahakn saat ini sudah ada sekitar 10 PE Daerah yang berminat untuk ikut andil dalam kesempatan ini. Namun, tentunya infrastruktur dalam realisasi rencana tersebut masih harus dirampungkan oleh BEI terlebih dahulu.
"Banyak sekali yang berminat jadi ada di Jawa Timur lalu di Jawa Tengah dan Yogyakarta juga berminat, jadi banyak sekali. Kendala utama yang kami harus persiapkan melalui IT itu," tambahnya.
Lebih lanjut, selain meningkatkan potensi investor di daerah yang belum tergarap, rencana tersebut diperkirakan mampu meningkatkan potensi calon emiten dari perusahaan lokal di wilayah tersebut.
"Kami melihat potensi daerah atau calon-calon emiten disana, termasuk misalnya obligasi daerah atau municipal bonds kan bisa melalui PE Daerah," ujar Inarno.
Sebagai tambahan informasi, pembentukan Perusahaan IT merupakan salah satu dari 12 inisiatif bursa di bawah pimpinan Inarno Djajadi.
Penerbitan platform IT tersebut akan diluncurkan pada tahun mendatang dan masuk dalam program jangka menengah bursa.
(hps) Next Article Perhatian Investor, Buka Rekening Saham Hanya Satu Jam
Data BEI menyebut, bahwa dari 670 ribu jumlah investor Indonesia, sekitar 280 ribu diantaranya berasal dari pegawai atau karyawan. Sedangkan sisanya yakni 120 ribu berasal dari kalangan mahasiswa dan lain-lain.
Untuk menumbuhkan jumlah investor di tanah air, BEI dan OJK berencana untuk menambah jumlah investor khususnya dari dalam negeri dengan menerapkan tanda tangan digital atau digital signature sebagai satu langkah kemudahan dalam registrasi perdagangan di pasar modal.
Sementara itu Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen menambahkan digital signature diharapkan mampu menumbuhkan literasi keuangan para investor dalam negeri yang mampu memberikan likuditas dan daya tahan bagi industri pasar modal kedepannya.
Terutama bagi milenial yang tercatat bahwa 72% dari geenrasi milenial telah dan pernah berinvestasi di pasar modal.
"Jadi ini upaya untuk peningkatan inklusi keuangan dan peraturan yang telah ada saat ini. Sebagai desain kedalaman pasar modal dan salah satu strategi yang akan dilakukan," ujar Hoesen dalam kesempatan yang sama.
"Dalam waktu dekat kami akan adopsikan digital signature yang mungkin akan mengakselerasi pembukaan rekening efek dan rekening dana nasabah (RDN)," tambahnya.
Ia menambahkan, setidaknya ada beberapa langkah lain untuk pemanfaatan teknologi lainnya di dalam inklusi keuangan saat ini.
Diantaranya yakni pengembangan demand site, program infrastruktur hingga perizinan laporan pengawasan dan edukasi yang harus dilakukan OJK dan BEI bagi masyarakat.
"Jadi ini yang diperkirakan dapat meningkatkan investor dalam negeri di pasar modal dan juga melalui media-media massa yang kami harapkan misalnya sebagai sarana edukasi bagi masyarakat," ungkap Hoesen.
BEI juga sedang menyiapkan infrastruktur pengembangan bagi Perusahaan Efek (PE) Daerah untuk berpartisipasi dan menjadikan Anggota Bursa (AB) sebagai pihak yang dapat melakukan transaksi perdagangan efek di wilayahnya masing-masing.
Dalam rangka meningkatkan jumlah investor di berbagai daerah, salah satu pengembangan infrastruktur yang masih dikerjakan yakni pembentukan Perusahaan IT. Dimana target peluncurannya dilakukan pada 2019 mendatang.
"Pendirian perusahaan IT salah satu tugas utamanya untuk mempersiapkan back office system dari PE Daerah. Jadi kami rasa pendiriannya diharapkan secepatnya pada di 2019," ungkap Inarno.
Ia menambahakn saat ini sudah ada sekitar 10 PE Daerah yang berminat untuk ikut andil dalam kesempatan ini. Namun, tentunya infrastruktur dalam realisasi rencana tersebut masih harus dirampungkan oleh BEI terlebih dahulu.
"Banyak sekali yang berminat jadi ada di Jawa Timur lalu di Jawa Tengah dan Yogyakarta juga berminat, jadi banyak sekali. Kendala utama yang kami harus persiapkan melalui IT itu," tambahnya.
Lebih lanjut, selain meningkatkan potensi investor di daerah yang belum tergarap, rencana tersebut diperkirakan mampu meningkatkan potensi calon emiten dari perusahaan lokal di wilayah tersebut.
"Kami melihat potensi daerah atau calon-calon emiten disana, termasuk misalnya obligasi daerah atau municipal bonds kan bisa melalui PE Daerah," ujar Inarno.
Sebagai tambahan informasi, pembentukan Perusahaan IT merupakan salah satu dari 12 inisiatif bursa di bawah pimpinan Inarno Djajadi.
Penerbitan platform IT tersebut akan diluncurkan pada tahun mendatang dan masuk dalam program jangka menengah bursa.
(hps) Next Article Perhatian Investor, Buka Rekening Saham Hanya Satu Jam
Most Popular