Italia Setor Rencana Anggaran 'Kontroversial' ke Uni Eropa

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
05 October 2018 18:47
Kendati demikian, pasar dan Uni Eropa belum dapat menerima rancangan anggaran Italia.
Foto: REUTERS/Stefano Rellandin
ROMA, CNBC Indonesia -- Pemerintah Italia secara resmi mengumumkan rancangan anggaran untuk tiga tahun ke depan. Anggaran itu memiliki strategi yang diklaim berisi inisiatif "berani dan bertanggung jawab".

Kendati demikian, pasar dan Uni Eropa belum dapat menerima rancangan anggaran Italia. Demikian seperti dilansir CNBC International, Jumat (5/10/2018).

"Seperti diutarakan dalam beberapa kesempatan, manuver anggaran yang dipersiapkan pemerintah dalah berani dan bertanggungjawab, fokus pada pertumbuhan dan kesejahteraan rakyat," kata Menteri Keuangan Italia Giovanni Tria dalam surat ke Komisi Eropa, Kamis (4/10/2018).

Setelah menerima surat dari Italia, Komisi Eropa akan menganalisis. Setelah itu, opini akan dilansir sebelum akhir November mendatang.

Juru Bicara Komisi Eropa mengatakan kepada CNBC International bahwa pihaknya menerima surat dari Menkeu Italia dan akan membalasnya dalam beberapa hari ke depan.

Poin berikutnya merujuk pada pertemuan antara para menteri keuangan Eropa, di mana Italia diminta untuk menyesuaikan pendapatan dan pengeluaran sebesar 0,6%.

Italia memangkas proyeksi pertumbuhan tahun ini menjadi 1,2% atau lebih rendah dari estimasi sebelumnya, yakni 1,5%. Seiring rencana "investasi publik dan swasta, beban pajak yang lebih rendah terhadap usaha kecil dan menengah serta wiraswasta," tingkat pertumbuhan diprediksi berada di posisi 1,5% pada 2019.

Kemudian pertumbuhan ekonomi akan naik menjadi 1,6% pada 2020 dan kembali turun ke level 1,4% setahun kemudian.

Proyeksi pertumbuhan yang lebih rendah menyebabkan indeks saham utama Italia dibuka lebih rendah pada Jumat (5/10/2018) pagi.

Para investor khawatir tingkat pertumbuhan sekitar 1% dan belanja yang lebih tinggi bisa membuat Italia berisiko. Sebab, Italia memiliki tumpukan utang terbesar kedua di Eropa.

Dengan kondisi semacam itu, Italia bisa langsung mengalami krisis. Italia juga mengonfirmasi target defisit anggaran 2,4% dari produk domestik bruto (PDB) pada 2019 dan memangkas targetnya menjadi 2,1% dan 1,8% masing-masing 2020 dan 2021.

Kemudian target utang terhadap PDB menjadi 130% di 2018, 130% di 2019, 128,1% 2020, dan 126,7% pada 2021.

Banyak kegaduhan
Langkah Italia menuai tanggapan dari berbagai analis. George Saravelos, Global Co-Head Riset FX di Deutsche Bank, menyatakan yang terpenting untuk pasar adalah hubungan antara Roma dan Brussels.

"Ada banyak kegaduhan di sekitar Italia. Tapi menurut saya pertanyaan kunci untuk difokuskan bukanlah berputar-putar di anggaran yang mereka prediksi atau proyeksi, tetapi lebih ke persepsi apakah hubungan dengan Eropa kooperatif atau terganggu," katanya.

Beberapa pejabat Eropa telah menyatakan keberatan mereka terkait rencana belanja Italia, yang lebih tinggi tiga kali lipat untuk tahun depan dibanding rencana pemerintah sebelumnya. Pierre Moscovici, Komisioner Eropa, mengatakan anggaran nampaknya "melampaui batas" aturan fiskal Eropa.

Menurut laporan Reuters dengan mengutip seorang narasumber, Gubernur European Central Bank (ECB) Mario Draghi memperingatkan Presiden Italia Sergio Mattarella, Rabu (3/10/2018), tentang dampak negatif dari reaksi pasar atas anggaran Italia tahun depan. ECB tidak berkomentar ketika dihubungi CNBC International.

Luigi di Maio selaku Wakil Perdana Menteri Italia dan Pemimpin partai kiri Five Star Movement, pada Jumat mengatakan dia lebih memilih melindungi rakyat Italia ketimbang tunduk pada pasar keuangan.

Sementara itu, Matteo Salvini yang juga menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Italia dan Pemimpin partai sayap kanan Lega, di hari yang sama menyampaikan  orang-orang seperti Moscovici "telah merusak" Eropa dan Italia.

Italia Setor Rencana Anggaran 'Kontroversial' ke Uni EropaFoto: REUTERS/Clarissa Cavalheiro/File Photo



(miq/miq) Next Article Defisit Anggaran Italia Melonjak, Pasar Eropa Terguncang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular