
Pasca-Merger, Pemegang Saham Pertahankan Nama Bank BTPN
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
05 October 2018 17:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemegang saham akhirnya merestui rencana penggabungan usaha (merger) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI).
Restu ini didapatkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), hari ini (5/10/2018). Merger ini akan menghasilkan entitas bank baru dengan total aset Rp 178,89 triliun.
"Pemegang saham sepakat untuk mempertahankan nama BTPN. Bisnis bank hasil penggabungan ini nantinya akan lebih lengkap dengan produk-produk yang semakin variatif dan mengedepankan inovasi teknologi," ujar Anika Faisal, Direktur Kepatuhan Perseroan, Jumat (5/10/18).
Lebih lanjut, kedua perusahaan ini memiliki pemegang saham pengendali yang sama yakni Sumitomo Mitsui Bangking Corporation (SMCB) dengan porsi kepemilikan saat ini 40% di BTPN dan SMBCI sebesar 98,48%.
Selain itu dalam RUPSLB ini, perseroan menetapkan Ongki Wanadjati Dana sebagai Direktur Utama BTPN yang baru. Mari Elka Pangestu masih sebagai sebagai Komisaris Utama (Independen) perseroan.
Sedangkan hasil penggabungan dan perubahan susunan Dewan Direksi dan Komisaris masih mengacu kepada persetujuan regulator (Otoritas Jasa Keuangan/OJK) melalui uji penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test).
"Usai merger tepatnya masih dalam tahapan yakni di awal tahun depan, jadi untuk potensi bisnis nantinya portofolio produk-produk pembiayaan akan lebih variatif kedepannya. Namun untuk tahun ini belum bisa tercermin di perseroan," tambah Anika.
Ia menambahkan, dengan adanya merger ini, tidak menutup kemungkinan BTPN bakal menjadi bank BUKU IV disebabkan oleh nilai modal inti perseroan yang mencapai Rp 25 triliun paska merger dilakukan. Sedangkan nilai modal inti untuk Bank BUKU IV yakni minimal Rp 30 triliun.
"Kalau secara angka, kombinasi capital-nya tentunya menjadi jauh lebih besar dengan modal inti yakni Rp 25 triliun. Jadi sangat mungkin untuk masuk ke bank BUKU IV dengan aksi korporasi ini," ungkapnya.
Sebagai tambahan informasi, nantinya performa keuangan entitas baru (BTPN) ini akan memiliki total kredit dan pembiayaan sebesar Rp 130,23 triliun paska aksi ini. BTPN sebagai entitas baru nantinya akan memiliki total liabilitas sebesar Rp 151,96 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 26,92 triliun.
(roy) Next Article Umumkan Merger, Ini Rekomendasi Saham BTPN dari Broker
Restu ini didapatkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), hari ini (5/10/2018). Merger ini akan menghasilkan entitas bank baru dengan total aset Rp 178,89 triliun.
"Pemegang saham sepakat untuk mempertahankan nama BTPN. Bisnis bank hasil penggabungan ini nantinya akan lebih lengkap dengan produk-produk yang semakin variatif dan mengedepankan inovasi teknologi," ujar Anika Faisal, Direktur Kepatuhan Perseroan, Jumat (5/10/18).
Sedangkan hasil penggabungan dan perubahan susunan Dewan Direksi dan Komisaris masih mengacu kepada persetujuan regulator (Otoritas Jasa Keuangan/OJK) melalui uji penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test).
"Usai merger tepatnya masih dalam tahapan yakni di awal tahun depan, jadi untuk potensi bisnis nantinya portofolio produk-produk pembiayaan akan lebih variatif kedepannya. Namun untuk tahun ini belum bisa tercermin di perseroan," tambah Anika.
Ia menambahkan, dengan adanya merger ini, tidak menutup kemungkinan BTPN bakal menjadi bank BUKU IV disebabkan oleh nilai modal inti perseroan yang mencapai Rp 25 triliun paska merger dilakukan. Sedangkan nilai modal inti untuk Bank BUKU IV yakni minimal Rp 30 triliun.
"Kalau secara angka, kombinasi capital-nya tentunya menjadi jauh lebih besar dengan modal inti yakni Rp 25 triliun. Jadi sangat mungkin untuk masuk ke bank BUKU IV dengan aksi korporasi ini," ungkapnya.
Sebagai tambahan informasi, nantinya performa keuangan entitas baru (BTPN) ini akan memiliki total kredit dan pembiayaan sebesar Rp 130,23 triliun paska aksi ini. BTPN sebagai entitas baru nantinya akan memiliki total liabilitas sebesar Rp 151,96 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 26,92 triliun.
(roy) Next Article Umumkan Merger, Ini Rekomendasi Saham BTPN dari Broker
Most Popular