Asing Mulai Khawatir, Saham Sektor Finansial Kembali Dilego

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
05 October 2018 11:56
Jika bunga kredit naik, ada potensi penyaluran kredit akan turun karena bunga tinggi.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Akumulasi jual bersih investor asing berlanjut pada pada perdagangan hari ini. Pelemahan rupiah masih jadi biang kerok pelemehan bursa saham domestik, karena sentimen dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) yang mewacanakan kenaikan suku bunga acuan.

Hingga sesi I perdagangan hari ini, investor asing sudah melakukan jual bersih senilai Rp 516,65 miliar. Sejumlah saham-saham dari sektor finansial masih menjadi sasaran jual investor asing.

Saham-saham yang dijual investor asing tersebut antara lain, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai net sell Rp 81,03 miliar. Lalu saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga dilepas investor asing senilai Rp 67,43 miliar.


Lalu saham PT Verena Multi Finance Tbk (VRNA) juga dilepas asing senilai Rp 66,89 miliar. Saham PT Bank Sentral Asia Tbk (BBCA) dilepas asing senilai Rp 57,73 miliar. Terakhir saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dilego asing senilai Rp 40,44 miliar.

Fakto utama yang menjadi pemicu aksi jual asing terhadap saham dari sektor finansial adalah, pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS.  

Pada Jumat (5/10/2018) pukul 11:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 15.180 di pasar spot. Rupiah melemah 0,10% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.

Sementara itu, harga jual dolar AS di beberapa bank telah menembus di atas level Rp 15.200/US$. 

Dolar AS menguat akibat semakin tebalnya keyakinan pasar bahwa The Federal Reserve/The Fed akan kembali menaikkan suku bunga, terdekat dilakukan pada Desember. 

Pelemahan nilai tukar ini diperkirakan akan direspons Bank Indonesia (BI) dengan menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 Day Repo Reverse Repo (BI 7DRRR). Artinya, ada kemungkinan hal ini akan ditransmisikan ke kenaikan bunga kredit perbankan.

Jika bunga kredit naik, ada potensi penyaluran kredit akan turun karena bunga tinggi. Ujung-ujungnya pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM), yang merupakan penopang utama pendapata bank, berpotensi turun.



(hps/roy) Next Article IHSG Drop 2,36%, 4 Saham Ini Malah Diborong Investor Asing

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular