Semua Negara Parah, Indonesia Masih Lumayan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan pelemahan dalam beberapa hari terakhir. Akan tetapi, sepanjang tahun 2022, IHSG masih juara pertama di Asia Pasifik.
Di sesi I perdagangan, Senin (10/10/2022), IHSG terkoreksi 0,63% dan ditutup di 6.982,55. IHSG terlempar dari level psikologis 7.000.
Namun dibandingkan rekannya di Asia, IHSG masih cukup baik. Kinerja indeks Hang Seng melemah 2,49% disusul oleh indeks Straits Times yang jatuh 1,24%.
Adapun, sepanjang tahun 2022, IHSG masih dapat memberikan return sebesar 6,77%. Padahal indeks saham Bursa Asia Pasifik mayoritas melemah di zona merah.
Kinerja IHSG ini terkonfirmasi oleh data Bank Indonesia (BI). Selama tahun 2022, berdasarkan data setelmen sampai dengan 6 Oktober 2022, posisi investor asing tercatat beli neto sebesar Rp69,71 triliun (year to date/ytd) di pasar saham.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan pasar surat berharga negara (SBN) yang ditinggalkan investor asing. Dari awal tahun hingga 6 Oktober 2022, posisi asing tercatat jual neto sebanyak Rp167,81 triliun (ytd).
Ekonom Senior M.Chatib Basri mengungkapkan Indonesia di mata dunia sebenarnya adalah salah satu negara yang kurang menarik.
"Saya mesti sebut, Indonesia sebagai one of the least an attractive country in the world. Satu, dari sedikit negara yang tidak menarik," ujarnya, dalam diskusi dengan CNBC Indonesia, dikutip Senin (10/10/2022).
Bukan karena Indonesia tidak melakukan usaha apapun, tetapi karena kita beruntung. Ketika dunia di dalam guncangan besar, posisi Indonesia masih lumayan aman.
"Dunia ini kacau, yang paling lumayan itu kita. Lesser of evil, diantara semua yang kacau, ya kita lumayan," lanjut Chatib.
"Bukan karena kita bagus, semuanya itu parah, tapi kita lumayan. Itu yang menjelaskan, kenapa orang masih lihat stock market kita, karena selalu dilihatnya di dalam relatif," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Reli 2 Hari Beruntun, IHSG Dekati Level 6.700-an
(haa/haa)