Awan Mendung Current Account Masih Payungi Rupiah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 October 2018 08:38

Dolar AS memang masih menguat, tetapi mulai terbatas. Pada pukul 08:15 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) hanya menguat 0,02%.
Sentimen positif masih menaungi dolar AS. Data-data ekonomi yang kinclong di Negeri Paman Sam jadi bensin baru bagi greenback.
US Census Bureau melaporkan, pemesanan terhadap barang-barang buatan AS pada Agustus naik 2,3% dibandingkan bulan sebelumnya. Ini merupakan kenaikan bulanan tertinggi sejak September 2017.
Kemudian, jumlah klaim tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir 29 September turun 8.000 ke 207.000. Lebih baik dibandingkan konsensus yang dihimpun Reuters, yaitu jumlah klaim sebanyak 213.000.
Belum lagi angka pengangguran yang akan dirilis malam ini waktu Indonesia, yang juga diperkirakan membaik. Konsensus Reuters memperkirakan angka pengangguran September di 3,8%, turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 3,9%. Data-data ekonomi ini memberi keyakinan bahwa The Federal Reserve/The Fed tetap akan di jalur menaikkan suku bunga acuan secara bertahap.
"Ekspansi ekonomi yang terjadi saat ini bisa bertahan dalam beberapa waktu ke depan. Jika kami melihat ekonomi semakin kuat dan inflasi bergerak ke atas, maka kami juga akan bergerak cepat," kata Jerome Powell, Gubernur The Fed, dalam acara Atlantic Festival di Washington, seperti dikutip Reuters.
Keyakinan pasar bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan pada Desember pun semakin besar. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan Federal Funds Rate sebesar 25 bps pada rapat 19 Desember mencapai 80,1%.
Kabar ini tentunya lagi-lagi positif buat greenback. Saat dolar AS melaju kencang, maka mata uang lain akan tertinggal di belakang. Oleh karena itu, rupiah masih harus ekstra waspada.
(aji/aji)
Sentimen positif masih menaungi dolar AS. Data-data ekonomi yang kinclong di Negeri Paman Sam jadi bensin baru bagi greenback.
US Census Bureau melaporkan, pemesanan terhadap barang-barang buatan AS pada Agustus naik 2,3% dibandingkan bulan sebelumnya. Ini merupakan kenaikan bulanan tertinggi sejak September 2017.
Belum lagi angka pengangguran yang akan dirilis malam ini waktu Indonesia, yang juga diperkirakan membaik. Konsensus Reuters memperkirakan angka pengangguran September di 3,8%, turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 3,9%. Data-data ekonomi ini memberi keyakinan bahwa The Federal Reserve/The Fed tetap akan di jalur menaikkan suku bunga acuan secara bertahap.
"Ekspansi ekonomi yang terjadi saat ini bisa bertahan dalam beberapa waktu ke depan. Jika kami melihat ekonomi semakin kuat dan inflasi bergerak ke atas, maka kami juga akan bergerak cepat," kata Jerome Powell, Gubernur The Fed, dalam acara Atlantic Festival di Washington, seperti dikutip Reuters.
Keyakinan pasar bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan pada Desember pun semakin besar. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan Federal Funds Rate sebesar 25 bps pada rapat 19 Desember mencapai 80,1%.
Kabar ini tentunya lagi-lagi positif buat greenback. Saat dolar AS melaju kencang, maka mata uang lain akan tertinggal di belakang. Oleh karena itu, rupiah masih harus ekstra waspada.
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular