
Sri Mulyani: Impor Makin Tajam, CAD Bengkak 3% di Akhir 2018
Rehia Sebayang & Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
03 October 2018 10:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Tingkat impor yang tinggi membuat defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) masih alami pembengkakan hingga akhir 2018.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memiliki proyeksi sendiri, di mana CAD akan mencapai 3% dari PDB sampai akhir tahun.
"Lihat komposisi impor, ini bisa calculate kalau ekonomi growing fast maka permintaan untuk dua komponen impor akan meningkat. Ini yang terjadi dalam 3 kuartal di 2018," kata Sri Mulyani dalam sebuah seminar Economic Outlook yang diselenggarakan UOB di Hotel Raffles, Rabu (3/10/2018).
Impor barang yang dimaksud adalah impor barang modal dan barang setengah jadi. "Di mana total impor capital goods (barang modal) mencapai 15,9% pertumbuhannya dan barang intermediary (barang setengah jadi) mencapai 17,8%," katanya.
"Ini yang terjadi di 2018, growth continue strong, tapi impor makin tajam. CAD dalam. Sampai akhir tahun 3% dari PDB," imbuh Menkeu.
Untuk itu, Sri Mulyani memastikan CAD akan dijaga dan diupayakan tidak membengkak. Hal ini dengan menggenjot ekspor dan menurunkan impor.
"Makanya ada B20, untuk biodisel kurangi impor minyak dan gas. Karena salah satu kontributor impor yang tinggi karena konsumsi minyak," tuturnya.
"Widening CAD [melebarnya CAD] akan menimbulkan confidence problem," tegas Sri Mulyani.
(dru/dru) Next Article Sri Mulyani: Ini Kesekian Kali RI dapat Tekanan Pelebaran CAD
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memiliki proyeksi sendiri, di mana CAD akan mencapai 3% dari PDB sampai akhir tahun.
"Lihat komposisi impor, ini bisa calculate kalau ekonomi growing fast maka permintaan untuk dua komponen impor akan meningkat. Ini yang terjadi dalam 3 kuartal di 2018," kata Sri Mulyani dalam sebuah seminar Economic Outlook yang diselenggarakan UOB di Hotel Raffles, Rabu (3/10/2018).
![]() |
"Ini yang terjadi di 2018, growth continue strong, tapi impor makin tajam. CAD dalam. Sampai akhir tahun 3% dari PDB," imbuh Menkeu.
Untuk itu, Sri Mulyani memastikan CAD akan dijaga dan diupayakan tidak membengkak. Hal ini dengan menggenjot ekspor dan menurunkan impor.
"Makanya ada B20, untuk biodisel kurangi impor minyak dan gas. Karena salah satu kontributor impor yang tinggi karena konsumsi minyak," tuturnya.
"Widening CAD [melebarnya CAD] akan menimbulkan confidence problem," tegas Sri Mulyani.
(dru/dru) Next Article Sri Mulyani: Ini Kesekian Kali RI dapat Tekanan Pelebaran CAD
Most Popular