ANZ: Rugi Pertamina Talangi Subsidi BBM Akan Mengkhawatirkan

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
01 October 2018 19:55
Nilai Tukar Rupiah Membaik di 2019
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Rupiah sejauh ini menjadi mata uang berperforma terburuk kedua di Asia secara tahun berjalan (year-to-date/YTD), menyusul jebolnya defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akibat kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) serta perkasanya dolar AS.

Terlepas dari kebijakan BI untuk menstabilkan nilai tukar, bank sentral Indonesia juga mengambil langkah intervensi ganda di pasar valas dan obligasi. Menurut pandangan ANZ, cadangan devisa masih dalam posisi yang aman pada level ini, serta rupiah masih cenderung undervalued.

Secara keseluruhan, ANZ melihat kebijakan stabilisasi nilai tukar akan berdampak positif, melihat komitmen yang kuat dari BI untuk menekan CAD dan pelemahan rupiah, bahkan jika memang mengorbankan pertumbuhan ekonomi.

Saat ini, kerentanan sebenarnya masih ada, khususnya akibat The Fed melanjutkan normalisasi suku bunga acuannya sehingga aliran portofolio masih cenderung bergejolak. Oleh karena itu, Indonesia perlu memastikan suku bunga domestik tetap menarik bagi investor asing. Dana asing yang masuk tentunya akan “memupuk” perbaikan CAD.



Atas dasar tersebut, ANZ merevisi proyeksi nilai tukar rupiah ke Rp14.950/US$ pada akhir tahun 2018. Meski demikian, setelah itu performanya cenderung sedikit membaik pada tahun depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(RHG/dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular