Inflasi Rendah, Apa Daya Beli Masyarakat Loyo?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 October 2018 13:15
Inflasi inti di September mencapai 0,28%
Foto: CNBC Indonesia/Lidya Julita S
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan telah terjadi deflasi pada September 2018 hingga 0,18%. Tingkat deflasi pada bulan lalu merupakan capaian terendah sejak 2013.

Melihat lebih jauh berdasarkan data otoritas statistik, inflasi inti di September mencapai 0,28%, di mana inflasi secara year on year (yoy) mencapai 2,82%. Inflasi inti menyumbang 0,16% terhadap inflasi keseluruhan.

Inflasi inti adalah salah satu komponen pembentuk inflasi yang cenderung persisten. Inflasi inti dipengaruhi oleh faktor yang sifatnya fundamental, seperti pasokan, permintaan, ekspektasi kenaikan harga, dan sebagainya.

Rendahnya inflasi inti, mengindikasikan bahwa tingkat konsumsi masyarakat yang cenderung melemah. Namun, Kepala BPS Suhariyanto nyatanya tak sepenuhnya sepakat dengan stigma tersebut.

"Mungkin nggak sih daya beli? Saya tidak melihat. Ada kecenderungan masyarakat menabung? Belum bisa dilihat," kata Suhariyanto, Senin (1/10/2018).

Menurut Suhariyanto, deflasi yang terjadi pada bulan September 2018 lebih banyak dikarenakan pengendalian kelompok bahan makanan yang dilakukan pemerintah.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti pun membantah bahwa inflasi inti yang rendah menunjukkan pelemahan daya beli.

"Kalau dilihat lebih jauh, memang sangat rendah. Tapi ini karena pemerintah berhasil mengendalikan harga," katanya.
(dru) Next Article Harga Daging Ayam Turun Jadi Penyebab Deflasi September 2018

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular