
Ini Kata Ramayana Soal Dampak Gempa Sulawesi
Monica Wareza, CNBC Indonesia
01 October 2018 12:55

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) menyatakan perusahaan tak mengalami kerugian besar dampak dari rusak toko dan aksi penjarahan barang-barang di outlet milik perusahaan yang berlokasi di wilayah bencana gempa dan tsunami Palu dan Donggala, Sulawesi tengah.
Corporate Secretary Ramayana Setyadi mengatakan saat ini perusahaan masih melakukan pendataan terkait dengan nilai pasti dari kerugian yang terjadi di wilayah tersebut. Namun diperkirakan jumlahnya tak terlalu besar mengingat perusahaan hanya memiliki satu outlet di sana.
"Di Palu, Ramayana hanya memiliki satu outlet. Jumlah kerugian masih kita inventarisir, saya perkirakan kerugian di sana tidak memberi dampak yang berarti," kata Setyadi kepada CNBC Indonesia, Senin (1/10).
Paska bencana yang terjadi di wilayah bagian timur Indonesia ini, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan tingkat kerugian yang dialami oleh anggota yang memiliki gerai toko modern materiil dan nonmateriil mencapai Rp 450 miliar.
Kerugian ini utamanya dialami oleh ritel seperti Ramayana, Matahari, Hypermart, Alfamidi dan lain-lainnya, di Poso, Palu dan Donggala.
"Kerugian ini meliputi kerusakan bangunan, display barang dagangan & stock barang di gudang serta sedikitnya 5 orang korban jiwa dari para penjaga [kru] toko akibat gempa & tsunami," jelas pernyataan resmi Aprindo.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Aprindo, Roy N. Mandey, mengatakan hingga kini gerai ritel anggota asosiasi di Palu dan Donggala masih belum beroperasi.
"Masih dalam proses konsolidasi & pendataan. Semoga dalam waktu singkat dapat segera beroperasi kembali untuk melayani kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Adapun dia juga menyayangkan sikap pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri jika mengizinkan masyarakat di Palu dan Donggala untuk mengambil barang di minimarket tanpa berkoordinasi lebih dahulu dengan para pemilik usaha, manajemen, atau Aprindo.
(hps) Next Article Ramayana Target Penjualan Hingga Akhir 2018 Rp 8,23 T
Corporate Secretary Ramayana Setyadi mengatakan saat ini perusahaan masih melakukan pendataan terkait dengan nilai pasti dari kerugian yang terjadi di wilayah tersebut. Namun diperkirakan jumlahnya tak terlalu besar mengingat perusahaan hanya memiliki satu outlet di sana.
"Di Palu, Ramayana hanya memiliki satu outlet. Jumlah kerugian masih kita inventarisir, saya perkirakan kerugian di sana tidak memberi dampak yang berarti," kata Setyadi kepada CNBC Indonesia, Senin (1/10).
Paska bencana yang terjadi di wilayah bagian timur Indonesia ini, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan tingkat kerugian yang dialami oleh anggota yang memiliki gerai toko modern materiil dan nonmateriil mencapai Rp 450 miliar.
"Kerugian ini meliputi kerusakan bangunan, display barang dagangan & stock barang di gudang serta sedikitnya 5 orang korban jiwa dari para penjaga [kru] toko akibat gempa & tsunami," jelas pernyataan resmi Aprindo.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Aprindo, Roy N. Mandey, mengatakan hingga kini gerai ritel anggota asosiasi di Palu dan Donggala masih belum beroperasi.
"Masih dalam proses konsolidasi & pendataan. Semoga dalam waktu singkat dapat segera beroperasi kembali untuk melayani kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Adapun dia juga menyayangkan sikap pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri jika mengizinkan masyarakat di Palu dan Donggala untuk mengambil barang di minimarket tanpa berkoordinasi lebih dahulu dengan para pemilik usaha, manajemen, atau Aprindo.
(hps) Next Article Ramayana Target Penjualan Hingga Akhir 2018 Rp 8,23 T
Most Popular