Dari Minna Padi Hingga Tahir, Ini Pemodal yang Incar Muamalat

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
27 September 2018 11:03
Sejumlah rencana penyelamatan sudah disusun agar kondisi keuangan bank syariah pertama di Indonesia itu kembali sehat.
Foto: Muamalat
Jakarta, CNBC Indonesia - Cerita soal kesulitan keuangan yang sedang dihadapi PT Bank Muamalat Tbk ramai dibicarakan sejak 2017. Sejumlah rencana penyelamatan sudah disusun agar kondisi keuangan bank syariah pertama di Indonesia itu kembali sehat.

Skenario pertama yang muncul sebagai investor baru adalah PT Minna Padi Investama Tbk, yang menyatakan siap menyuntikkan modal Rp 4,5 triliun demi menyelamatkan bank milik umat tersebut. Minna Padi hanya sekedar "kendaraan" saja bagi sejumlah investor yang menyatakan ingin masuk dan membeli bank tersebut.

Namun sepak terjang Minna Padi terhenti ketika Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak memberikan restu. Padahal Minna Padi sudah setor dana perjanjian sebagai tanda jadi sebesar Rp 1,7 triliun ke escrow account yang sudah ditetapkan OJK.

Lalu pada 2018 sempat beredar pula nama konsorsium bank syariah milik bank badan usaha milik negara (BUMN) menjadi pembeli Mumalat. Nama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga tercatat mau membeli Muamalat.

Kemudian muncul nama Lynx Asia, perusahaan investasi asal Singapura, yang disebut-sebut menjadi pembeli Bank Muamalat. Namun progres pembelian tersebut berlangsung lambat.

Lynx Asia lalu membetuk konsorsium dengan SSG Hong Kong, pengusahan Arifin Panigoro dan Ilham Habibie. Konsorsium ini nantinya akan menjadi pembeli siaga rights issue Bank Muamalat.

Dan terakhir, Dato Sri Tahir yang digadang-gadang menjadi investor strategis yang juga akan masuk jadi pembeli rihgts issue Bank Muamalat. Tahir dikabarkan akan menyuntikkan dana hingga Rp 5 triliun, melelai tiga skema. Pertama, injek modal langsung 2 triliun. Kedua, melalui subdebt Rp 2 triliun. Ketiga melalui line credit Rp 1 triliun.

Saat ini pemegang saham Bank Muamalat yaitu, Islamic Development Bank 32,74%, Bank Boubyan 22%, Atwill Holding Limited 17,91%, National Bank of Kwait 8,45%, IDF Investment 3,84%, BMF Holding Limited 2,84%, Rheza Rheinaldi Syaiful 1,67%, dan sejumlah pihak lainnya.
(hps/wed) Next Article Ilham Habibie Cs Dapat Restu OJK jadi Investor Bank Muamalat

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular