Ilham Habibie Cs Dapat Restu OJK jadi Investor Bank Muamalat

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
05 February 2020 06:32
Saat ini Al Falah sedang menyelesaikan kelengkapan informasi dan dokumentasi.
Foto: Komisaris Utama PT Bank Muamalat, Ilham Habibie.(CNBC Indonesia/Cantika Dinda)
Jakarta, CNBC Indonesia - Jalan panjang PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencari investor baru akhinya menemukan titik terang. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah memberi restu kepada konsorsium Al Falah Investments Pte. Ltd. menjadi investor bank syariah pertama di Indonesia tersebut.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso setelah melakukan Rapat Kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Ini kan tinggal eksekusi, eksekusi itu proses-proses administrasi. [Calon investor] sudah ada. Konsorsium Al-Falah," kata Wimboh.

Wimboh menekankan bahwa OJK sudah memberikan persetujuan kepada konsorsium tersebut untuk menjadi investor Bank Muamalat. Saat ini Al Falah sedang menyelesaikan kelengkapan informasi dan dokumentasi.

"Tinggal eksekusinya. Secepatnya," tambah Wimboh.

Jubir OJK Sekar Putih Djarot  menambahkan OJK telah menerima komitmen konsorsium Al-Falah dengan anggota lainnya yang saat ini sedang memproses dan melengkapi administratif, termasuk menyediakan escrow account untuk kebutuhan Bank Muamalat.

"OJK akan meminta pihak Bank (Muamalat) dan Investor menyampaikan ke publik segera setelah seluruh proses diselesaikan," kata Sekar dalam pernyataan resminya, Selasa (4/2).

Al Falah yang merupakan perusahaan yang didirikan oleh Ilham Habibie (putra mendiang Presiden BJ Habibie), ngotot untuk menyuntikkan modal kepada Muamalat meski konsorsium investasi yang diajukan ini pernah ditolak OJK.

Ilham Habibie yang juga merupakan Komisaris Utama Bank Muamalat mengatakan, Al Falah merupakan salah satu investor yang paling siap menyuntikkan modal ke Muamalat.

"Ya masih seperti semula, jadi pernah ada penawaran dari Al Falah itu masih berlaku tapi sampai saat ini belum ada kesepakatan. OJK tidak menyetujui itu, jadi masih dalam bahasan," kata Ilham seusai RUPS Luar Biasa Bank Muamalat, Senin (16/12/2019).

Al Falah yang merupakan perusahaan yang didirikan oleh Ilham Habibie (putra mendiang Presiden BJ Habibie), ngotot untuk menyuntikkan modal kepada Muamalat meski konsorsium investasi yang diajukan ini pernah ditolak OJK.

Ilham Habibie yang juga merupakan Komisaris Utama Bank Muamalat mengatakan, Al Falah merupakan salah satu investor yang paling siap menyuntikkan modal ke Muamalat.

"Ya masih seperti semula, jadi pernah ada penawaran dari Al Falah itu masih berlaku tapi sampai saat ini belum ada kesepakatan. OJK tidak menyetujui itu, jadi masih dalam bahasan," kata Ilham seusai RUPS Luar Biasa Bank Muamalat, Senin (16/12/2019).

Ilham menegaskan hanya konsorsium Al Falah yang paling terdepan dan termaju dalam menyuntikkan modal ke Muamalat. Konsorsium ini sebelumnya telah memiliki komitmen suntikan modal sebesar Rp 4 triliun.

Waktu itu, OJK tak mengizinkan konsorsium Al Falah untuk masuk ke pemegang saham Muamalat, maka pihaknya akan mencari investor lain.

Sementara sempat Ilham menegaskan hanya konsorsium Al Falah yang paling terdepan dan termaju dalam menyuntikkan modal ke Muamalat.

"Saya kira itu udah ada pernyataan dari OJK kan. Jadi dalam hal itu, dia (OJK) minta Rp 4 triliun di escrow, waktu itu di-escrow Rp 2 triliun. Tapi sudah ditarik lagi, sudah lama. Karena tidak sustain," ujarnya.

[Gambas:Video CNBC]


Nama Ilham muncul ke permukaan dan digadang-gadang akan menjadi pemodal baru bagi BMI sejak akhir 2017. Saat itu PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) sedang berproses untuk menjadi investor baru bagi BMI.

Minna Padi akhirnya batal jadi pemegang saham BMI karena manajemen Minna Padi tak mampu memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam perjanjian jual beli bersyarat atau conditional share subscription agreement (CSSA). Perjanjian ini berakhir 31 Desember 2017.

Dalam perjanjian tersebut disebutkan, Muamalat akan menambah modal melalui penerbitan saham baru (rights issue), dengan Minna Padi bertindak sebagai standby buyer alias pembeli siaga.

Minna Padi disebut menyiapkan dana Rp 4,5 triliun sebagai standby buyer. Dana tersebut setara kepemilikan 51% saham Muamalat. Namun hingga jangka waktu yang ditentukan Minna Padi tak berhasil memenuhi kewajibannya.

Seiring waktu, proses pencarian investor baru BMI terus belanjut. Tepat pada 28 Juni 2018, hasil RUPS BMI yang berlangsung di Hotel JS. Luwansa menetapkan Ilham menjadi Komisaris Utama Bank Muamalat.
(hps/hps) Next Article 3 Skenario Besar Penyelamatan Muamalat, Hanya 1 yang Mungkin?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular