
Analisis Teknikal
IHSG Naik 0,51% Mengekor Bursa Asia, Begini Proyeksi Sesi II
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
26 September 2018 12:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang pengumuman suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) pada Kamis (27/9/2018) pagi waktu Indonesia, bursa-bursa Asia bergerak di zona hijau.
Kekhawatiran dolar Amerika Serikat (AS) pulang kampung agak mereda meski The Fed bakal menaikkan suku bunga acuannya. Pekan lalu, dana asing yang masuk bursa nasional mencapai Rp 1 triliun, sehingga indeks naik 0,45% selama sepekan. Padahal pada Senin (17/9/2018), indeks sempat melemah 1,8%.
Investor global memandang bahwa menguatnya dolar AS justru akan merugikan manufaktur AS, mengingat harga barangnya menjadi mahal jika di ekspor ke negara lain. Apalagi Amerika mengenakan tarif lebih tinggi terhadap bahan baku yang masuk Amerika sehingga memicu tambahan biaya lebih tinggi.
Senada dengan bursa-bursa Asia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada setengah hari pertama Rabu (26/9/2018) ditutup naik 29 poin (+0,51%) ke 5.904. Nilai transaksi siang ini mencapai Rp 3,3 triliun, dengan investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 46 milar di pasar reguler.
Meski ditutup menguat, IHSG mengawali perdagangan dengan dibuka turun 3 poin (-0,07%). Namun, indeks berbalik naik hingga menyentuh level 5.906 (+0,55%) pada pukul 11:56 WIB, sebagai level tertingginya siang ini.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG pada sesi II? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
Secara teknikal, pada sesi II kami perkirakan IHSG bergerak variatif dengan kecenderungan melemah, meskipun ditutup dengan pola bayangan apresiasi (bullish engulfing), yang sifatnya tidak terlalu kuat.
Pada sesi II, kami juga memprediksi indeks akan bergerak pada level 5.874 hingga 5931. Kami menggunakan perhitungan berdasarkan deret angka fibonacci retracement sebagai alat bantu (tools) dalam memperkirakan pergerakan indeks.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Bursa Asia Ijo Royo-royo, IHSG-pun Naik Tipis 0,07%
Kekhawatiran dolar Amerika Serikat (AS) pulang kampung agak mereda meski The Fed bakal menaikkan suku bunga acuannya. Pekan lalu, dana asing yang masuk bursa nasional mencapai Rp 1 triliun, sehingga indeks naik 0,45% selama sepekan. Padahal pada Senin (17/9/2018), indeks sempat melemah 1,8%.
Investor global memandang bahwa menguatnya dolar AS justru akan merugikan manufaktur AS, mengingat harga barangnya menjadi mahal jika di ekspor ke negara lain. Apalagi Amerika mengenakan tarif lebih tinggi terhadap bahan baku yang masuk Amerika sehingga memicu tambahan biaya lebih tinggi.
Meski ditutup menguat, IHSG mengawali perdagangan dengan dibuka turun 3 poin (-0,07%). Namun, indeks berbalik naik hingga menyentuh level 5.906 (+0,55%) pada pukul 11:56 WIB, sebagai level tertingginya siang ini.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG pada sesi II? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
![]() |
Secara teknikal, pada sesi II kami perkirakan IHSG bergerak variatif dengan kecenderungan melemah, meskipun ditutup dengan pola bayangan apresiasi (bullish engulfing), yang sifatnya tidak terlalu kuat.
Pada sesi II, kami juga memprediksi indeks akan bergerak pada level 5.874 hingga 5931. Kami menggunakan perhitungan berdasarkan deret angka fibonacci retracement sebagai alat bantu (tools) dalam memperkirakan pergerakan indeks.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Bursa Asia Ijo Royo-royo, IHSG-pun Naik Tipis 0,07%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular