
Analisis Teknikal
IHSG pada Persilangan Naik, Mampukah Sesi II Menguat?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
21 September 2018 13:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan 4 poin (+0,06%) ke 5.935 pada sesi satu. Secara teknikal, kami memperkirakani indeks akan mampu melanjutkan penguatan sesi sebelumnya, hal itu tercermin dalam pola yang terbentuk, yaitu persilangan emas (golden cross) menurut indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD).
Penguatan tipis pada sesi satu tersebut, akhirnya membentuk pola lilin hitam pendek (short black candle) yang mengindikasikan penguatan pada penutupan tersebut terhitung lebih rendah dari pembukaan bursa.
Sebelumnya kami memprediksi bahwa pada sesi dua, indeks akan bergerak antara 5.949 dan 5.981. Perhitungan tersebut berdasarkan alat bantu (tools) grafik fibonacci retracement.
Indeks kembali dalam posisi menguat dalam jangka menengah, hal ini tergambar dalam grafik, dimana IHSG bergerak di atas garis rerata selama 20 harinya (MA 20), berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan hari (simple moving average/MA).
Penguatan IHSG mulai terlihat ketika pagi tadi dibuka dengan menguat 25 poin (+0,43%) pada 5.956 yagn kemudian bertambah hingga level 5.975 (+0,74%) pada pukul 9:24, menjadi level tertingginya sesi satu.
Penguatan IHSG hari ini lebih dipengaruhi sentimen positif dari global. AS memutuskan untuk mengenakan bea masuk 10% terhadap produk China senilai US$200 miliar (Rp 2.978 triliun) mulai 24 September 2018. Lebih rendah dari desas-desus senilai 25%.
Meredanya perang dagang membuat sebagian besar bursa dan mata uang negara-negara Asia menghijau. Hingga pukul 12:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.820 di pasar spot. Rupiah menguat 0,13% dibandingkan penutupan kemarin.
Seiring dengan sentimen positif yang ada, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 260 miliar di pasar reguler, membuat IHSG pada perdagangan setengah hari pertama ini ditutup menguat.
Saham-saham yang paling banyak dikoleksi investor asing adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 349 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 186 miliar), PT Indah Kiat Pulp and PaperTbk/INKP (Rp 97 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 66 miliar), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 50 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article IHSG Berpotensi Menguat, di Tengah Koreksi Bursa Dunia
Penguatan tipis pada sesi satu tersebut, akhirnya membentuk pola lilin hitam pendek (short black candle) yang mengindikasikan penguatan pada penutupan tersebut terhitung lebih rendah dari pembukaan bursa.
Sebelumnya kami memprediksi bahwa pada sesi dua, indeks akan bergerak antara 5.949 dan 5.981. Perhitungan tersebut berdasarkan alat bantu (tools) grafik fibonacci retracement.
![]() |
Penguatan IHSG hari ini lebih dipengaruhi sentimen positif dari global. AS memutuskan untuk mengenakan bea masuk 10% terhadap produk China senilai US$200 miliar (Rp 2.978 triliun) mulai 24 September 2018. Lebih rendah dari desas-desus senilai 25%.
Meredanya perang dagang membuat sebagian besar bursa dan mata uang negara-negara Asia menghijau. Hingga pukul 12:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.820 di pasar spot. Rupiah menguat 0,13% dibandingkan penutupan kemarin.
Seiring dengan sentimen positif yang ada, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 260 miliar di pasar reguler, membuat IHSG pada perdagangan setengah hari pertama ini ditutup menguat.
Saham-saham yang paling banyak dikoleksi investor asing adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 349 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 186 miliar), PT Indah Kiat Pulp and PaperTbk/INKP (Rp 97 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 66 miliar), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 50 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article IHSG Berpotensi Menguat, di Tengah Koreksi Bursa Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular