Analisis Teknikal

Bursa AS Menguat, Mampukah IHSG Mengikuti?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
19 September 2018 08:21
Kami memperkirakan hari ini, IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat, di rentang perdagangan 5.799 hingga 5.909.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Kami memperkirakan hari ini, Rabu (19/9/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat, dengan perkiraan rentang perdagangan antara 5.799 hingga 5.909.

Kami mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan analisis secara teknikal dan perkembangan pasar, dengan melihat grafik yang terbentuk pada penutupan kemarin.



Pelemahan indeks kemarin telah terbaca dengan mengacu pada penutupan lusa sebelumnya, mengingat indeks membentuk pola awan hitam penutup (bearish engulfing) yang memberikan sinyal pelemahan cukup kuat.

Namun, pada penutupan kemarin terlihat tanda-tanda bahwa indeks sebenarnya mempunyai potensi untuk bangkit di tengah sentimen negatif baik dari dalam maupun luar negeri.

Kemarin, indeks ditutup dengan bentuk pola lilin berputar (spinning), meski sifatnya netral sehingga tidak menunjukan kecenderungan menguat atau melemah pada perdagangan selanjutnya. Setelah sempat turun, IHSG mampu bangkit dengan ditutup mendekati harga pembukaannya.  

Dari perkembangan pasar, Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia yang masih meningkat 4,8% pada akhir Juli menjadi US$358 miliar atau Rp 5.191 triliun (kurs US$1=Rp 14.500) dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu dari luar negeri, Presiden Donald Trump telah mengumumkan tarif baru impor China sebesar US$200 miliar yang efektif berlaku sejak 24 September 2018 mendatang.

"Kita tidak dapat membiarkannya lagi," kata Trump.

Dengan kejelasan tersebut, indeks bursa utama AS menjadi terapresiasi, meskipun dipengaruhi sentimen lainnya. Indeks Dow Jones kemarin menguat 0,71%, S&P 500 naik 0,54% dan NASDAQ tumbuh 0,76%.

Bursa AS Menguat, Mampukah IHSG Mengikuti?Sumber: Reuters
Kemarin, IHSG mengawali perdagangan dengan penurunan 6 poin, kemudian pelemahannya bertambah hingga sesi satu ditutup turun 28 poin (-0,49%) di level 5.795. Pelemahan tersebut masih terpengaruh rilis BPS yang mengumumkan defisit neraca perdagangan.

Selanjutnya pada sesi II, indeks cenderung menguat meski harus ditutup pada zona merah, indeks mengalami penurunan 12 poin (-0,21%) ke 5.811. Sektor yang paling memberati IHSG adalah konsumer dan properti, dengan sumbangan poin pelemahan masing-masing sebesar 14 poin dan 4 poin.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 6,6 triliun dengan volume sebanyak 9,5 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 409.208 kali.

Investor asing membukukan jual bersih (net sell) sebesar Rp 135 miliar dengan melepas beberapa saham, antara lain: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 324 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 202 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 138 miliar), PT United Tractor Tbk/UNTR (Rp 103 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/prm) Next Article IHSG Berpotensi Menguat, di Tengah Koreksi Bursa Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular