IHSG Terpuruk Lagi karena "Kegilaan" Trump

Tito Bosnia & Monica Wareza, CNBC Indonesia
18 September 2018 11:56
Tekanan IHSG diperparah oleh koreksi masalh bursa saham Asia.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan analis menilai koreksi yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini terjadi karena adanya sentimen negatif dari pelemahan rupiah dan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif terhadap produk-produk China.

Kepala riset Koneksi Capital Alfred Nainggolan mengatakan IHSG sempat rebound saat pembukaan pagi setelah terkoreksi dalam kemarin. Tekanan IHSG diperparah oleh koreksi masalh bursa saham Asia.

"Tadi pasar rebound karena teknikal saja setelah koreksi dalam kemarin. Nanti endingnya pada 27 September setelah The Fed mengambil keputusan naik atau tidak suku bunganya dan memang konsensus kan naik. Nanti di Rapat Dewan Guberbur BI akan terlihat seperti apa tampaknya tekanan pada rupiah," kata Alfred kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/9).

Menurut dia, hingga tanggal tersebut tekanan terhadap IHSG masih akan terjadi. Pasalnya, neraca transaksi berjalan yang diharapkan bisa menjadi katalis positif namun ternyata tak sesuai dengan harapan.

Ditambah lagi dengan rencana Trump untuk menaikkan tarif impor barang dari China setelah kemarin tarif tersebut sudah dinaikkan sebesar 10%.

"Artinya memang pasar sekarang minim sentimen positif," imbuh dia.
Presiden AS Donald Trump dikabarkan siap mengeksekusi bea masuk baru bagi impor produk-produk China senilai US$ 200 miliar paling cepat Senin (17/9/2018) waktu setempat. Mengutip Reuters, tarif bea masuk untuk produk-produk elektronik, furnitur, alat penerangan, ban, farmasi, sepeda, sampai kursi untuk bayi ini adalah 10%, lebih rendah dibandingkan yang diperkirakan yaitu 25%.

Analis dari Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan penurunan IHSG pada hari ini disebabkan oleh beberapa sentimen negatif. Diantaranya perang dagang global yang semakin panas diikuti dengan rupiah yang terus tertekan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).

"Yang masih memberikan katalis negatif hanya perang dagang, dan resiko dari rupiah yag bisa tembus ke lele Rp 15 ribu/US$," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/9/18).
IHSG Terpuruk Lagi karena Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Lebih lanjut, tertahannya laju IHSG agar tidak semakin dalam (melemah terbatas) disebabkan oleh IHSG yang mempertahankan support teknikal-nya pada level 5.770.

Selain itu, menguatnya saham-saham dari sektor pertambangan (mining) menjadi faktor penopang di tengah pelemahan IHSG.

"Jika kondisi dari tekanan rupiah dan perang dagang yang tidak semakin memanas, bulan Oktober nanti mungkin maket sudah bisa membaik," tambahnya.
(hps) Next Article Pantau Suku Bunga Fed & Deviden Jumbo RI, IHSG Liar Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular