Anjlok Tapi Perdagangan Super Sepi, IHSG Siap Menguat?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 September 2018 11:42
Tanda-tanda IHSG siap bergerak menguat kian terlihat.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Tanda-tanda IHSG siap bergerak menguat kian terlihat. Kemarin (17/9/2018), kala IHSG anjlok hingga 1,8%, volume transaksi tercatat sangat kecil yakni hanya sebanyak 5,96 miliar unit saham.

Padahal, rata-rata volume transaksi harian sepanjang tahun ini (hingga perdagangan kemarin) adalah sebanyak 7,24 miliar unit.

Hal seperti ini bukan kali pertama terjadi pada tahun ini. Terhitung pada periode 30 Agustus-5 September (5 hari perdagangan) kala IHSG terus turun dan terkoreksi 6,3%, rata-rata volume transaksi justru ambruk menjadi hanya 5,77 miliar unit. Pelemahan rupiah yang signifikan pada periode itu (1,91% di pasar spot melawan dolar AS) tak begitu kuat untuk memaksa investor melepas saham dalam unit yang besar.

Hal ini bisa menandakan suatu hal: pelaku pasar mengharapkan IHSG akan segera naik sehingga mau menahan posisinya kala IHSG anjlok. Apalagi, akhir tahun yang kental dengan fenomena window-dressing sudah semakin dekat. Pada periode window-dressing, harga-harga saham akan terkerek naik.

Lebih lanjut, dalam 8 tahun terakhir (2010-2017) tak sekalipun IHSG jatuh selama 2 tahun berturut-turut. Didukung pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, IHSG selalu bisa bangkit kala terjatuh di tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, IHSG melesat 22,29%, setelah pada tahun 2013 terkoreksi tipis 0,98%. Sementara pada tahun 2016, IHSG menguat 15,32%, setelah pada tahun 2015 melemah 12,13%.

Dengan mempertimbangkan volume transaksi yang justru menciut kala IHSG tertekan dan tahun 2018 yang sudah kian mendekati akhir, ada kemungkinan bahwa sepanjang sisa tahun 2018 IHSG tak akan jatuh terlalu dalam dari posisi saat ini atau bahkan segera berbalik menguat.

Aksi Jual Asing Kian Mendekati Akhir?

Dari sisi investor asing yang seringkali menjadi penggerak pasar saham lantaran kepemilikannya yang cukup besar, aksi jual yang mereka lakukan sepanjang 2018 bisa segera berhenti. Sepanjang tahun ini (hingga perdagangan kemarin), investor asing sudah membukukan jual bersih senilai Rp 54,19 triliun, seperti dikutip dari halaman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Nilai jual bersih pada tahun ini terbilang luar biasa besar. Tim Riset CNBC Indonesia mengumpulkan data aliran modal investor asing di pasar saham secara tahunan melalui IDX Fact Book yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang berhasil dikumpulkan adalah pada periode 2004-2017. Dalam jangka waktu tersebut, tak sekalipun investor asing mencatatkan jual bersih sebesar yang kita lihat pada tahun ini.

Di satu sisi, besarnya nilai jual bersih investor asing menandakan pesimisme mereka terhadap bursa saham tanah air. Namun di sisi lain, nilai jual bersih yang begitu besar sangat mungkin membuat investor asing tertarik untuk kembali masuk mengambil posisi. Apalagi, IHSG telah terkoreksi sebesar 8,36% hingga perdagangan kemarin.

Jika investor asing kembali masuk, tentu IHSG menjadi memiliki energi untuk menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/hps) Next Article Kabar Gembira, IHSG Naik Nyaris 1% dan Volume Transaksi Besar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular