Dimotori Saham-Saham Bank BUKU IV, IHSG Melesat 1,25%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 September 2018 16:36
IHSG melesat 1,25% ke level 5.931,28 pada perdagangan hari ini.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,25% ke level 5.931,28 pada perdagangan hari ini. IHSG berhasil mengekor bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,2%, indeks Hang Seng naik 1,01%, indeks Strait Times naik 0,9%, dan indeks Kospi naik 1,4%.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 5,63 triliun dengan volume sebanyak 7,61 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 339.831 kali.

Aura perdamaian antara AS dan China di bidang perdagangan membuat investor kembali bersemangat untuk memburu instrumen berisiko seperti saham. Lawrence Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengonfirmasi bahwa AS memang mengundang China untuk berdialog mengenai isu-isu perdagangan.

"Ada diskusi dan informasi bahwa pemerintah China ingin mengadakan pembicaraan. Jadi, Menteri Keuangan Steve Mnuchin selaku pimpinan delegasi mengirimkan undangan," ungkap Kudlow, mengutip Reuters.

Sementara Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengungkapkan bahwa Beijing telah menerima dengan baik undangan dari AS dan kedua negara sedang merumuskan detil-detil soal pertemuan tersebut.

"China selalu berpandangan bahwa eskalasi konflik perdagangan tidak akan menguntungkan siapa pun. Bahkan, dalam pembicaraan awal bulan lalu di Washington, kedua negara telah membahas berbagai bentuk kontak," kata Geng, dikutip dari Reuters.

Jika perundingan jadi dilakukan nantinya, pelaku pasar setidaknya berharap bahwa bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar yang sudah melewati tahap dengar pendapat tidak jadi diterapkan oleh AS. Pasalnya, besarnya nilai barang yang disasar dipastikan akan mempengaruhi laju perekonomian kedua negara.

Sektor jasa keuangan (+1,18%) menjadi kontributor utama penguatan IHSG. Kenaikan indeks sektor jasa keuangan dipicu oleh aksi beli pada saham-saham bank BUKU IV: PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 2,66%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 2,38%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 2,33%, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 2,25%.

Aksi beli atas saham-saham bank BUKU IV terjadi seiring dengan penguatan rupiah. Hingga akhir perdagangan, rupiah menguat 0,24% di pasar spot ke level Rp 14.800/dolar AS. Ketika rupiah menguat, maka kekhawatiran mengenai naiknya rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) dari bank-bank di tanah air menjadi mereda.

Dolar AS memang sedang lesu melawan mata uang negara-negara berkembang kawasan Asia; secara berturut-turut melawan peso, ringgit, baht, dan rupee di pasar spot, dolar AS melemah sebesar 0,06%, 0,14%, 0,18%, dan 0,36%.

Greenback melemah seiring dengan memudarnya persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini oleh the Federal Reserve. Hal ini terjadi pasca rilis data inflasi yang di bawah ekspektasi.

Kemarin (13/9/2018), inflasi AS periode Agustus diumumkan di level 0,2% MoM, lebih rendah dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar 0,3% MoM. Sementara itu, Inflasi inti tercatat sebesar 0,1% MoM, juga lebih lambat dari ekspektasi yang sebesar 0,2% MoM.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 13 September 2018, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini merosot menjadi 77% dari posisi per 12 September yang sebesar 81,4%. Sementara itu, probabilitas bahwa the Fed hanya akan mengerek suku bunga acuan sebanyak 3 kali pada tahun ini naik menjadi 20%, dari yang sebelumnya 17%.

Seiring dengan penguatan rupiah, investor asing kemali masuk ke bursa saham tanah air dengan membukukan beli bersih sebesar Rp 286,2 miliar. 5 besar saham yang diburu investor asing adalah: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 272,7 miliar), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (Rp 49,5 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 39,6 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 39,1 miliar), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 32,6 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Banyak Dana Murah, Bank BUKU IV Belum Bisa Memanfaatkan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular