
Saham PKPK di Sesi II Tiba-tiba Naik Tajam 34,58%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
14 September 2018 14:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) melesat sesaat setelah perdagangan saham sesi II dibuka. Pergerakan saham perusahaan yang bergerak di penyedia jasa konstruksi untuk minyak dan gas tampaknya terkena imbas kenaikan harga minyak dunia.
Harga saham PKPK tercatat melesat hingga 34,58% ke level harga Rp 144/saham. Volume perdagangan saham tercatat mencapai 25,78 juta saham senilai Rp 3,47 miliar.
Harga saham PKPK merupakan salah satu yang tercatat membukukan reli cukup panjang dari awal tahun. Secara year to date harga saham PKPK naik 114,93%.
Dari awal tahun rerata nilai transaksi saham PKPK mencapai Rp 1,44 miliar dengan rata-rata volume transaksi mencapai 7 juta saham. Saham PKPK sempat dihentikan perdagangannya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2 April 2018.
Salah satu sentimen yang mempengaruhi kinerja saham PKPK adalah kenaikan harga minyak bumi sebesar 17% secara year to date. Ada kemungkinan harga minyak tetap tinggi setelah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global 2019, dengan alasan risiko ekonomi global yang menghantui permintaan minyak dunia.
Dalam laporan bulanannya, kartel minyak ini mengestimasi permintaan minyak global pada tahun depan akan meningkat 1,41 juta barel/hari. Jumlah itu turun sebanyak 20.000 barel/hari dari prediksi bulan lalu.
Senada dengan OPEC, International Energy Agency (IEA) menyatakan bahwa permintaan minyak dunia akan masih kuat, hingga melebihi 100 juta barel/hari, pada 3 bulan ke depan. Meski demikian, IEA mempredikisikan penurunan ke angka 99,3 juta barel/hari pada kuartal I-2019.
(hps/ray) Next Article Tiga Top Gainer Ini "Terbang" Pekan Lalu, Begini Prospeknya
Harga saham PKPK merupakan salah satu yang tercatat membukukan reli cukup panjang dari awal tahun. Secara year to date harga saham PKPK naik 114,93%.
Salah satu sentimen yang mempengaruhi kinerja saham PKPK adalah kenaikan harga minyak bumi sebesar 17% secara year to date. Ada kemungkinan harga minyak tetap tinggi setelah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global 2019, dengan alasan risiko ekonomi global yang menghantui permintaan minyak dunia.
Dalam laporan bulanannya, kartel minyak ini mengestimasi permintaan minyak global pada tahun depan akan meningkat 1,41 juta barel/hari. Jumlah itu turun sebanyak 20.000 barel/hari dari prediksi bulan lalu.
Senada dengan OPEC, International Energy Agency (IEA) menyatakan bahwa permintaan minyak dunia akan masih kuat, hingga melebihi 100 juta barel/hari, pada 3 bulan ke depan. Meski demikian, IEA mempredikisikan penurunan ke angka 99,3 juta barel/hari pada kuartal I-2019.
(hps/ray) Next Article Tiga Top Gainer Ini "Terbang" Pekan Lalu, Begini Prospeknya
Most Popular